April 07, 2019

Day Trip ke Windsor Castle - England-Ireland Trip Pt. 4

Selasa, 29 Mei 2018, aku dan Bang Adi akan meninggalkan London (untuk sementara) dan melanjutkan petualangan ke negara tetangga. Sedih? Nggak juga, karena sejujurnya aku memang lebih excited menyambut jalan-jalan di Irlandia dibandingkan London. Plus, sejak hari pertama hatiku tidak langsung tertambat pada London. Sama halnya kayak Paris yang, selain Menara Eiffel-nya, tak mampu membuatku betah berlama-lama. Anyway, cerita tentang Irlandia-nya akan aku tulis di post selanjutnya. Sekarang, kita baca cerita tentang One Day Trip kami ke Windsor yaa!

Windsor Royal Shopping


TUESDAY, 29 MAY 2018

Bang Adi awalnya ragu memutuskan itinerary untuk hari terakhir sebelum terbang ke Irlandia ini. "Nggak bisa ke Edinburgh aja, Bang?" tanyaku. Sulit ternyata, karena yang harus dirombak bukan hanya itinerary hari ini tapi juga Minggu dan Senin kemarin. Ditambah lagi, repotnya mencari moda transportasi ke Skotlandia, jadi opsi tersebut dengan berat hati dicoret di England-Ireland Trip kali ini. Semoga bisa menyaksikan cantiknya Edinburgh-Skotlandia di kesempatan selanjutnya, AMIN!

Setelah melewati perenungan panjang (Bang Adi doang, aku mah terima-terima aja hahaha) diputuskanlah kami akan mengunjungi kota yang jadi saksi Royal Wedding-nya Britania Raya: Kota Windsor.


Paddington Station

Menuju ke Windsor, kami akan menggunakan kereta Great Western Railway (GRW) dari London Paddington Station. Kami baru tiba di stasiun jam 9.45 pagi padahal kereta kami akan berangkat jam 10.00! Langsung deh panik mencetak tiket kereta lalu berlari-lari mencari peron sesuai yang tertera di layar besar tengah stasiun. Ternyata kereta kami yang seharusnya belum tiba di peron karena mengalami gangguan (apa gangguannya, aku lupa) sehingga para penumpang disilahkan menggunakan kereta lain apa saja yang searah ke Windsor. Hah maksudnya? Iya, bebas naik kereta lain yang juga menuju Windsor. Terserah mau yang jam berapa. Hahaha, kocak emang.

Karena jadwal kereta tercepat masih 30 menit lagi, aku dan Bang Adi memutuskan untuk eksplorasi stasiun mencari letak boneka Paddington yang terkenal itu. 

Halo, Mr. Paddington!



Jam 10.25 kami naik kereta pengganti menuju stasiun Slough (durasi 16 menit) lalu berganti kereta ke Windsor & Eton Central (8 menit). Ternyata cepet banget ya dari London ke Windsor? Yah begitulah... yang bikin lama cuma nunggu keretanya datang, hehehe. Kami akhirnya menjejakkan kaki di Windsor sekitar jam 11 siang. 


Deretan toko di luar stasiun

Pengen beli tapi nggak sanggup :')

Destinasi utama di kota Windsor tidak lain dan tidak bukan adalah Windsor Castle. Kastil ini hanya berjarak 1 kilometer dari stasiun, tak sampai 10 menit jalan kaki. Hal pertama yang aku notice bukan kastilnya, tapi justru: "Antriannya astaga..." Di seberang jalan sudah terbentuk antrian panjang mengular di luar kastil. Seketika aku langsung terbawa flashback ke antrian Istana Versailles, Prancis. Dan tentu saja aku akan mengambil keputusan yang sama: skip it for God's sake. Beautiful place is one thing, but a hell of queue is another thing

Puji Tuhan, Bang Adi sepakat untuk tidak perlu ikut antri demi tur kastil. Kalau sedang traveling berdua gini, emang penting banget rasanya punya teman jalan yang sevisi-misi. Kadangkala "pengertian" saja tidak cukup, tapi kalau "sepemikiran"... yakin deh pasti perjalanan akan terasa lebih menyenangkan. Akhirnya diputuskan bahwa kami hanya akan jelajah area sekitar kastil selama satu jam ke depan.

Jejak hujan masih segar di jalanan Windsor. Langit yang masih tertutup awan abu-abu memberi kesan bahwa kapan saja hujan masih akan turun lagi. Tak jauh beda dengan London yang kelabu ternyata... apakah mungkin setiap sudut di Inggris seperti ini ya?


Antrian di luar kastil

Kota Windsor berada di tenggara Inggris (sebelah selatan Kota London) yang terletak di tepi aliran Sungai Thames. Destinasi wisata yang paling terkenal tentunya Windsor Castle, kastil berpenghuni terbesar dan tertua di dunia yang sekarang ditempati oleh Ratu Elizabeth II. Windsor Castle didirikan oleh William The Conqueror pada abad ke-11 dan hingga kini telah menjadi rumah bagi 39 keluarga kerajaan.

Wujud kastil dan taman luasnya
Sumber: Telegraph

'Berkat' pernikahan megah Pangeran Harry dan Meghan Markle, kastil sedang ramai-ramainya dikunjungi wisatawan. Salah satu tujuannya tentu untuk melihat St. George's Chapel yang dibangun pada tahun 1485 dan kemarin menjadi tempat pemberkatan nikah Sang Pangeran.


Kapel tempat pemberkatan nikah Pangeran Harry-Meghan Markle
Sumber: Telegraph

Sebenarnya banyak tempat yang bisa dikunjungi selain Kastil Windsor. Ada Windsor Great Park, Eton College (kampusnya Pangeran William dan Harry), Legoland, dan Dorney Court. Atau bisa juga nyobain Heritage Walking Trail dengan rute Windsor Castle - Sungai Thames - Eton College. Well... berhubung aku dan Bang Adi hanya punya waktu sampai jam 1 siang, kami mencukupkan diri dengan jalan kaki dari satu gang ke gang lain. Tetap bahagia kok! 💃





Kami menelusuri jalan-jalan kecil berbatu yang hanya bisa dilalui pejalan kaki dan sepeda. Gang-gang ini dipenuhi sejumlah toko dan restoran dengan eksterior cantik nan menarik. Paling banyak sih kios suvenir yang menjajakan oleh-oleh khas Windsor dan... the recent Royal Couple!



Suvenir khas "Harry-Meghan" bertebaran di mana-mana



Aku tidak belanja apa-apa di sini mengingat keperluan oleh-oleh sudah cukup kudapat di Primark dan Poundland, London. Semuanya sudah tersimpan rapi di koper yang kami titipkan di concierge Hotel Langham. Kalau Readers ada yang nge-fans berat sama Royal Family wajib sih beli kenang-kenangan yang berbau Keluarga Kerajaan. Mungkin gelas bergambar William-Kate dan Harry-Meghan? Sekitar jam 11.30 kami putuskan untuk jalan balik ke arah stasiun dan bersiap-siap kembali ke London untuk mengejar pesawat ke bandara.

Antrian mulai berkurang jelang siang hari

Oh ya, ada satu hal kurang menyenangkan kualami di Windsor, tepatnya di suatu restoran di kawasan Windsor Royal Shopping. Aku dan Bang Adi ingin makan siang sebelum balik ke London, jadi kami menimbang-nimbang restoran yang ada dekat stasiun. Sekalian mau menghangatkan diri karena sudah beberapa jam terpapar udara dingin Windsor yang juga sempat hujan rintik-rintik selama beberapa saat. Pilihan pun jatuh ke Cafe Rouge yang dari luar terlihat cozy dan punya desain interior menarik. Ya, lumayanlah buat nambah-nambah koleksi foto.

Sayangnya, entah karena restoran memang sedang ramai atau gimana, (seseorang yang sepertinya) Manajer restoran itu tidak memperlakukan kami dengan ramah. Kami duduk di area sofa dekat pintu utama yang, ketika kami masuk, tertutup rapat. 15 menit kemudian, melihat jalanan di depan restoran semakin ramai oleh wisatawan yang baru tiba di stasiun, Si Manajer secara sepihak memutuskan untuk membuka pintu. BRRRR.... langsung udara dingin berhembus masuk.

Bukan hanya aku sebenarnya, karena beberapa tamu asing yang duduk tak jauh dari kami juga langsung bereaksi begitu pintu dibuka. Ada yang memakai kembali jaket yang tadi disampirkannya di punggung kursi, ada yang mengeluh ke temannya dengan gestur memeluk diri sambil menggosok-gosok kedua lengan pertanda kedinginan. Tapi tidak ada diantara mereka yang komplain ke Si Manajer.

Aku akhirnya komplain ke seorang waiter yang kebetulan mengantarkan pesanan kami. Rupanya dia tidak langsung menggambil tindakan, dia ngomong dulu ke Si Manajer tadi. Kuamat-amati keduanya. Si Manajer menatap ke arah meja kami, lalu menggeleng dan seperti memberi arahan, "No, it's not needed." Emosiku naik ke ubun-ubun. Begitu dia berjalan dekat ke arah kami, aku sampaikan lagi komplain yang sama, "Hey can the door please be closed? It's very chilly and cold for some of us here, and the main reason we stop at your restaurant is because we need warmth. Now the opposite is happening." Dan dengan ekspresi sombong memuakkan, Si Manajer membalas, "No it's not cold here. It cannot be closed."

Sebagai 'ucapan terima kasih', kuberikan reviu buruk untuk Cafe Rouge 'tercinta' ini di TripAdvisor. Kok jahat sih Lin? Yah, balik ke pribadi masing-masing sih. Aku adalah tipe traveler yang sangat memanfaatkan reviu konsumen sebelum memutuskan apakah akan menggunakan jasa suatu hotel/restoran/apapun. Bahkan tanpa aku menulis pengalaman burukku di Cafe Rouge, tempat itu ternyata sudah menerima banyak reviu jelek di TripAdvisor. Sayang sekali kemarin kami tak sempat ngecek TripAdvisor sebelum memutuskan makan di sana.

This bad restaurant doesn't worth your money. Not their rude manager, nor even their so-so food. Masih banyak restoran lain bertebaran di sekitar stasiun.

The 'almighty' Cafe Rouge
Source: TripAdvisor

Jam 1 siang kami naik kereta kembali ke London. Penerbangan ke Irlandia akan kami mulai dari London Southend Airport yang letaknya JUAUH BUANGET. Maklum ya, namanya juga naik maskapai low cost. Aku sudah lupa maskapai yang kami gunakan, tapi saking low cost-nya kami sampai mengalami delay yang cukup lama. Hahaha. Miris.




Pukul 23.42 malam, aku dan Bang Adi mendarat dengan selamat di Dublin Airport. Waaahhh! IRLANDIA! Badan kami sudah capek karena jalan-jalan di tengah dinginnya Windsor dan lama menunggu delay di Bandara London Southend. Puji Tuhan, bus dan tram masih beroperasi tengah malam begini. Kami akan menginap di Hotel Hilton Dublin Kilmanhaim selama 3 hari di Irlandia.


Bus dari Bandara Dublin ke pusat kota

Nggak sabar pengen tahu kelanjutan cerita di negara tanah air-nya Westlife? Sama! Aku juga nggak sabar pengen bercerita! Hahaha... kita lanjut di next blogpost ya. Terima kasih sudah mampir, Readers!

***

1 comment:

  1. Terima kasih mbak atas perkongsiannya! Salam dari Malaysia!

    ReplyDelete