Saya pecinta air terjun! Sudah pernah diceritakan, ya, readers? Hehehe... Maklum lah, lagi bahagia karena ketemu dua 'kekasih' baru: Air Terjun Kima Atas dan Air Terjun Tunan!
Rabu, 5 Februari 2014 yang lalu saya berangkat dengan tekad yang menggebu-gebu untuk menemui kedua air terjun ini. Berbekal hasil
googling dan 'wawancara' dengan beberapa teman dan saudara saya di Manado, saya pun mendapat pencerahan bahwa ada dua air terjun yang sama-sama berlokasi di wilayah Mapanget. Dari teman SMA saya, Tia, saya mengetahui lokasi Air Terjun Tunan yang terletak di Desa Talawaan, Kab. Minahasa Utara. Kemudian dari hasil
googling dan tanya-tanya dengan Bro Eser, seorang penulis di
website SeputarSulut.com saya mengenal
Air Terjun Kima Atas di Kecamatan Mapanget.
|
Air Terjun Kima |
Untuk mencapai Air Terjun Kima Atas, sangat disarankan menggunakan kendaraan roda dua karena jalanannya yang cukup ekstrim dan terkesan off-road. Awalnya saya malah ingin jalan kaki demi penghematan ongkos ojek. Untunglah niat ini dibatalkan karena akhirnya saya menyaksikan sendiri letak Air Terjun Kima Atas dari jalan raya Kairagi-Lapangan jaraknya sekitar 10 KM! Waduh!
Sekadar saran untuk teman-teman
female solo traveler, sebaiknya hati-hati dalam memilih tukang ojek. Meskipun biasanya tukang ojek sudah punya jatah/giliran, tapi kita berhak kok memilih tukang ojek yang ingin kita gunakan jasanya:
pilih bapak-bapak yang sudah berumur karena biasanya mereka punya anak/keponakan perempuan sehingga lebih bisa kita percayai.
Pilih motor yang berkondisi baik dan bukan motor matic karena kondisi jalanan yang jauh, naik-turun, dan berbatu-batu akan sangat melelahkan bagi si motor.
Tentukan biaya sejak awal, gunakan kemampuan tawar-menawar kalian! Berhubung saya tidak ahli dalam
bargain, saya mendapat harga Rp40.000,- untuk PP ke air terjun Kima.
Air Terjun Kima Atas terletak di sebuah lokasi yang sangat sepi. Ketika saya tiba disana, jalan menuju air terjun dihalangi batang pohon besar sehingga saya harus merangkak melewatinya, bahkan kemudian memanjati batang pohon itu. Hahaha... cukup melelahkan :')
Sebenarnya menurut artikel di SeputarSulut.com, air terjun ini bertingkat tiga. Tapi ketika saya mencapai lokasi, saya tidak bisa menemukan dua tingkat lainnya :(
Yang ada hanya sebuah air terjun yang berbentuk melebar. Tingginya mungkin sekitar 3 M dengan lebar 6 M. Aliran airnya berasal dari sungai yang melewati perkampungan/pemukiman warga di Kec. Mapanget, sehingga tidak jernih. Namun bagi saya, yang namanya "air terjun" tetap saja indah bagaimanapun bentuk dan kondisi airnya. ^^ Di dekat lokasi terdapat saung kecil yang bisa dijadikan tempat beristirahat bagi pengunjung. Air terjun ini hanya ramai dikunjungi saat hari libur atau akhir pekan, makanya readers harus hati-hati jika ingin kesini bersama tukang ojek ya...
|
Thank to Bapak Tukang Ojek yang mau berbaik hati memotret saya :') |
How to get there?
Jika menggunakan kendaraan umum: Dari Pasar 45 (bagaimana mencapai Pasar 45, silakan baca posting "Manado City Tour" sebelumnya) alias "pusat kota", naik angkot Kairagi/Paal 2 hingga perhentian terakhir. Lanjutkan dengan angkot trayek Lapangan dan berhenti di Rumah Sakit AURI. Di samping RS AURI, terdapat pangkalan ojek yang sudah mengenal kondisi kedua air terjun tujuan kita kali ini.
Jika menggunakan kendaraan pribadi: sebelum mencapai RS AURI, perhatikan sisi kiri jalan. Akan ada belokan yang ditandai dengan tugu Adipura, berbeloklah disana. Sekitar 5 KM ke dalam, kita akan menemukan papan petunjuk menuju Air Terjun Kima Atas. Silakan mengikuti petunjuk tersebut.
Sepanjang perjalanan menuju & kembali ke/dari Air Terjun Kima Atas, kita akan disuguhi pemandangan indah seperti ini. Ada hutan yang sangat hijau, ladang-ladang, perkebunan kelapa, serta permukiman warga. Jangan lupa untuk tersenyum ramah ketika berpapasan dengan warga setempat :)
Menuju ke Air Terjun Tunan, jalan masuknya adalah dari jalan yang berada di samping RS AURI, yaitu lokasi pangkalan ojek perhentian pertama saya tadi. Karena jalan yang berbeda arah antara Air Terjun Kima Atas dan Air Terjun Tunan, jadilah saya kena Rp40.000,- lagi untuk ongkos PP ke Air Terjun Tunan :'(
Bapak Tukang Ojek mengantarkan saya singgah sebentar melihat 'tempat parkir' pesawat Bandar Udara Sam Ratulangi dari luar pagar besi. Untunglah kamera saya yang hanya berlensa 18-55 mm ini bisa mengabadikan beberapa pesawat yang tengah parkir dengan indahnya. Sebenarnya 10-15 menit lagi akan ada pesawat yang mendarat (si Bapak sudah hafal jadwal pesawat
take off dan
landing, lho!) namun saya tak tega mengajak si Bapak panas-panasan menunggui pesawat
landing. Jadilah kami lanjut lagi menuju ke Air Terjun Tunan.
Perjalanan ke air terjun sama jauhnya dengan Air Terjun Kima Atas. Sekitar 2 KM mencapai Desa Talawaan, dilanjutkan lagi 6 KM menuju lokasi Air Terjun Tunan, dan jalan kaki menyusuri
paving blok sejauh 1 KM. Jadi, sangat disarankan untuk tidak jalan kaki ya
readers! ;)
Berbeda dengan Air Terjun Kima yang tidak dipungut biaya masuk, Air Terjun Tunan memiliki biaya HTM sebesar Rp2.500,- per orang dan Rp3.000,- per motor (dan Rp4.000,- per mobil). Hal ini dikarenakan tempat wisata telah dikelola dengan cukup baik oleh warga setempat: dibuatkan lahan parkir yang luas, dipasangi
paving blok dari pintu masuk menuju air terjun yang panjangnya sekitar 1 KM, serta dibangun saung cukup besar untuk tempat beristirahat di dekat air terjun. Harga yang sebanding, kok :)
|
Siap-siap capek ya, readers, menempuh perjalanan ini :p |
|
Jembatan yang menandai bahwa kita sudah setengah perjalanan menuju air terjun |
|
Sungai yang berasal dari aliran air terjun; alirannya sangat jernih dan bersih |
|
Beberapa kios jajanan yang buka pada saat ramai pengunjung (holiday/weekend) |
|
Fasilitas toilet umum yang dibuka ketika ramai pengunjung (holiday/weekend) |
Dan... ini dia! Air Terjun Tunan! Pemandangan yang sudah mencuri napas (dan hati) saya dari kejauhan! :)
|
Saung tempat istirahat |
"Air terjun Tunan terletak sekitar 25 KM dari kota Manado dan berlokasi di Desa Talawaan, Kec. Talawaan, Kab. Minahasa Utara. Dapat dicapai dengan kendaraan bermotor kira-kira 6 KM dari Desa Talawaan. Pohon-pohon besar dan lereng-lereng gunung yang curam serta tebing yang sangat mengesankan mengelilingi air terjun Tunan. Air terjun ini bersumber dari sungai di atas gunung yang mengalir melewati tebing terjal dengan ketinggian kira-kira 60 M. Air terjun ini memiliki latar belakang bukit menjulang yang ditumbuhi tanaman perdu dan tanaman langka lainnya. Tempat ini merupakan suatu kawasan yang sangat menarik dan unik, airnya yang jernih tak pernah kering sepanjang musim kemarau. Butiran-butiran air yang menyerupai asap dan pelangi yang berwarna indah tatkala matahari memantulkan sinarnya ikut menambah keindahan air terjun Tunan."
Saat tiba di air terjun, ternyata saya didahului oleh sekelompok orang yang sedang asyik mandi dan bakar-bakar ikan di dekat saung :( Jadi iri karena saya tidak bisa ikut-ikutan lompat dari atas batu yang ada di dekat air terjun, hahaha... Wangi ikan bakar pun semakin membuat saya lapar siang itu :9
Menurut Bapak Tukang Ojek, di hari
weekdays seperti ini pengunjungnya adalah masyarakat setempat alias warga sekitar Kecamatan Mapanget atau Kecamatan Talawaan. Wisatawan biasanya ramai di hari libur atau akhir pekan saja, makanya kios jajanan dan fasilitas toilet umum tidak dibuka oleh pengelola tempat wisata disini.
Saya pun memuaskan hobi fotografi disini, karena Air Terjun Tunan bahkan jauh lebih indah daripada Air Terjun Kima Atas. Air terjun ini setinggi 60 meter dan alirannya sangat jernih karena berasal dari hutan, bukan dari permukiman warga. Meskipun curahan airnya tidak begitu deras, tapi tetap saja kamera saya basah kena cipratan ketika mencoba foto dari dekat :D
Menurut Bapak Tukang Ojek lagi, waktu terbaik untuk mengunjungi air terjun adalah bulan Januari-Maret. Jangan pada musim kemarau ataupun musim hujan deras di bulan Oktober-Desember.
Wah, semakin cinta deh sama air terjun! Nggak sabar untuk berburu air terjun lagi di Pineleng dan Tinoor! :)