October 31, 2020

Halloween di Universal Studio Singapore

Halo, Readers! Selamat gajian bagi yang gajiannya akhir bulan, dan selamat menanti bagi yang gajiannya baru hari Senin besok 😆 Tanggal hari ini, 31 Oktober, populer dikenal orang sebagai perayaan Halloween, suatu tradisi di mana orang-orang menggunakan kostum (biasanya seram/menakutkan), dan anak-anak pergi ke tetangga sekitar untuk "Trick or Treat!" alias meminta permen/coklat. Indonesia tentu saja tidak mengenal tradisi ini. Tidak ada istilah pumpkin carving atau mengukir buah labu menjadi Jack O'Lantern yang 'menyeramkan', di mana-mana labu yah untuk dimakan. Sudahlah... pandemi ini cukup menyeramkan, tak perlu lagi ditambah Halloween 😅

Sepanjang 27 tahun hidup, baru sekali aku 'merayakan' Halloween. Tepatnya satu tahun lalu. Lama juga yaa sudah satu tahun hehehe kok rasanya baru kemarin kami capek ketawa-ketiwi habis dari rumah hantu... Perencanaan dimulai tanggal 13 Agustus, di mana sang kepala suku, Bang Supriadi, mengirim chat: "Erlin, ke Singapore yuk Halloween". Rupanya beliau baru melihat ada diskon menarik untuk tiket Universal Studio Singapore sepanjang akhir Oktober. Sikattt!

Halloween in USS!

Tentunya aku bukan anggota tunggal Adi Tours & Travel kali ini, ada dua orang lagi: Kak Novrani Sitohang dan Yosafat Probo Kuncoro. Wah dream team banget! Bersama mereka bertiga, aku sudah pernah melanglang buana ke berbagai penjuru. Readers bisa cari nama mereka di blog ini, bertebaran di mana-mana! Hahaha. "Bang, apakah di USS akan ada pocong dan kuntilanak? Ntar sama pulak kayak rumah hantu di Kemayoran," tanya Kak Vani. "Kayaknya gak diimpor, Van, kurang berkelas mereka." OH BAIK. Makin ga sabar, penasaran bagaimana penampakan "hantu berkelas" di USS nanti 👻

The squad!


Tiket Universal Studio segera dibeli. Harganya Rp470 ribu per orang, diskon 30% dari harga awal Rp650 ribu. Lebih awal lagi, tiket pesawat Singapore Airlines sudah diamankan Bang Adi untuk kami berempat, tepat setelah dia mengirim japri WA tanggal 13 Agustus. GERCEP SEKALI. Harganya? Ehm, cuma Rp500 ribu saja untuk return flights. Jauh lebih mahal harga tiketku mudik ke Manado 😭

Sabtu, 26 Oktober 2019

Aku dan Bang Adi memulai perjalanan dengan naik Damri dari Stasiun Gambir pukul 05.00 pagi. Kami sama-sama hanya berbekal ransel kecil, seakan-akan cuma mau nge-mall di Grand Indonesia. Hahaha. Makin 'tua' emang makin pengen menikmati momen aja, gak mau ribet-ribet ngurusin outfit dan tetek-bengeknya. Toh cuma dua hari ini di negara tetangga.

Kayak cuma nge-mall ya...

Kami bertemu dengan Kak Vani dan Yosa di bandara, keduanya masih tampak mengantuk. Gak pa-pa... toh nanti bisa tidur di pesawat, bangun untuk menikmati sarapan khas maskapai bintang lima, lalu tidur lagi sampai mendarat di Bandara Changi. Pesawat kami lepas landas tepat pukul 07.55 WIB dan mendarat pukul 10.45 waktu Singapura.

"Kita ke USS-nya baru jam 7 malam ya. Keliling-keliling dulu nanti," info Bang Adi.
"Siap!" serentak kami jawab, walaupun belum terlintas di otak hendak ke mana siang-siang di Singapura.
"Btw emang pada berani nanti lihat hantu?" agak telat yah Bang Adi menanyakan ini. Udah di bandara lho, tiket udah terbeli. Gak mungkin dong tiba-tiba kita jual di IG Story atau Status WA.
"Lho aku malah suka, Bang," jawabku.
Dengan senyum manis direspon Bang Adi: "Padahal udah tiap hari liat di cermin ya Erlin." 😭😭

Entah yang ini lagi ngetawain topik yang mana~

Yang paling excited melihat Bandara Changi, tidak lain dan tidak bukan, adalah si anak bungsu. Yosa baru kali ini menginjak Changi. Aku dan Bang Adi pun semangat menyeretnya menuju Jewel, lokasi favorit para turis yang mendarat/transit di bandara ini. Lumayan lah, satu jam berlalu untuk foto-foto.


Kenapa kita gak foto tiduran kayak edak di belakang itu, guys? 


Dari Jewel, kami beranjak ke Crown Plaza Hotel di Terminal 3 untuk menjemput fasilitas modem gratis yang disediakan oleh Hotspot Connect untuk penumpang SilkAir dan Singapore Airlines. Modemnya gratis untuk 3D2N + 2GB, bisa terhubung up to 5 devices dengan daya tahan 8 jam sekali charge. Aku kurang tahu apakah saat ini penawarannya masih ada, tapi jika masih ada pastikan readers memesan dari jauh-jauh hari yaa karena kuotanya cukup terbatas.

Petugasnya sangat ramah dalam menjelaskan cara penggunaan

Penyelamat hidup! Gak perlu ribet nyalain roaming~

Usai menjemput dan meng-install modem, kami putuskan untuk mencoba check-in hotel. Bang Adi menyarankan untuk naik Grabcar saja dari Crown Plaza. Kalau beramai-ramai seperti ini, moda transportasi Grabcar memang jadi pilihan ternyaman. Tak perlu jalan kaki jauh ke stasiun MRT atau terminal bus dan biayanya pun terjangkau karena dibagi berempat.

Puji Tuhan, resepsionis di V Lavender Hotel mengizinkan kami check-in lebih awal. Mereka bahkan meng-upgrade kamar kami dari yang tipe Superior menjadi Triple Room karena padatnya tamu. Bang Adi memang tak pernah salah dalam memilih akomodasi berkualitas hihihi.
Aku dan Kak Vani langsung berbaring di kasur, meluruskan tulang punggung sembari nonton dan mengobrol tentang kehidupan *duileh* Baru beberapa menit masuk kamar, hujan mulai turun cukup deras. Wah cuaca pasti bakal adem sore ini, pas sekali untuk jalan-jalan sebelum ke USS. "Dek, kok aku giliran udah di hotel malah nggak bisa tidur ya?" Kak Vani beretoris. Tapi beberapa menit kemudian matanya terpejam, membiarkan aku bengong sendiri memandangi hujan. Hahaha. 

"Ayok cari makan, guys." Chat dari Bang Adi seketika membangunkan kami. Untuk makan siang, kami jalan kaki sedikit ke Aperia Mall. Pilihan jatuh kepada Subway memang sudah jadi 'menu wajib' bagi Bang Adi tiap traveling ke Singapura. Sudah kenyang, perjalanan berlanjut dengan MRT dari Stasiun Lavender yang persis berada di depan hotel. Ehm... bayar MRT di Singapura bisa pakai kartu debit Jenius lho 😍 Gak usah panik kalau tidak bawa uang cash atau belum punya Tourist Pass.

Tiga duta Jenius dan satu impostor hahaha


Sempat pula photoshoot di dalam kereta

Destinasi pertama hari ini adalah Merlion Park yang kami tempuh dengan jalan kaki sejauh 6,3 KM dari hotel. Hujan siang tadi membuat cuaca terasa sejuk, namun harus hati-hati melangkah karena takut terciprat genangan air. Sepanjang perjalanan aku terus mengagumi deretan gedung-gedung pencakar langit di kawasan Fullerton, titik berputarnya perekonomian Singapura. Inilah area bisnis yang ramai dikunjungi wisatawan karena adanya Merlion. Anyway... baru sekarang aku tahu bahwa ada 'anak patung' Merlion, tidak jauh dari patung utamanya. Readers pada tahu juga kah?






Waktu masih menunjukkan pukul 17.15 sore, masih terlalu dini untuk menikmati Halloween. Kami pun kembali mencari lokasi wisata terdekat sekalian restoran yang oke untuk makan malam. Dengan bus, kami menuju kawasan Bugis. Foto di bawah ini adalah Spiral Staircase yang pernah viral di Instagram. Sumpah, ketemunya gak sengaja! Hahaha. Aslinya kami mau langsung menuju Haji Lane tapi malah nyasar dan keluar-masuk gang di kawasan Bugis. Jika ingin ke sini, readers cukup mencari Bugis Village (ada KFC di depan Bugis Village). Nah, gang ini berada tepat di belakangnya.


Setelah memperbaiki titik destinasi di Google Maps, kami akhirnya tiba dengan selamat sentausa di Haji Lane. Ini kawasan hipster super terkenal yang jadi incaran turis karena mural-mural indahnya. Kalau mau berlama-lama, wajib nongkrong sekalian di salah satu kafe, karena waiter/waitress-nya tidak mengizinkan kita photoshoot tanpa memesan makanan-minuman. Foto-foto di sini memang melatih kesabaran dan ketangkasan menjepret kamera. Lengah dikit saja, belasan turis sudah ramai menjadi photo bomber.


Kok jadi kayak prewedding gitu kita, Kak?


Jika punya waktu luang, sempatkan juga mampir ke Masjid Sultan, masjid terbesar dan tertua yang didirikan pada tahun 1824 untuk sultan pertama Singapura. Eksterior masjid begitu indah karena kontras fasad putih dan kubah emasnya. Di malam hari, kubah-kubahnya tampak megah bercahaya. Kami makan malam di Zam Zam Restaurant depan masjid yang terkenal dengan sajian nasi briyani lezatnya.



Highlight of the trip akhirnya tiba: Universal Studio Singapore! 😍 Aslinya aku bukan penikmat theme park, apalagi kalau harus mengeluarkan uang jutaan hanya untuk menikmati beberapa wahana. Tapi karena bersama tiga orang ini, kegiranganku tak bisa ditutupi. Kyaaa! Gak sabar pengen ketemu hantu! Hahahaha.




Kami masuk ke tiga wahana malam itu. Curse of the Naga, wahana rumah berhantu yang terinspirasi dari film horor Thailand yang terkenal, sutradaranya sama dengan film "Shutter" dan "Phobia", mampus gak tuh gimana gak seram coba. Hell Block 9, konsepnya adalah penjara gelap dan kotor yang penuh siksaan para penjaga dan teriakan kesakitan para napi. Baru masuk pintunya aja, kami udah disambut dengan suasana mencekam dapur penjara. Banyak darah, banyak pisau 😫 Terakhir adalah favoritku, Transformers the Ride: 3D

Pakai kacamata 3D biar puas menikmati Transformers Ride

Seru sekali, readers, tak bisa diungkapkan dengan kata-kata! Aku puas berteriak sepanjang malam. Teriak karena kaget dan teriak karena... melepaskan stress? Hahaha. Para aktor dan aktris "hantu"-nya sangat profesional, mereka sekadar mengagetkan saja tanpa berusaha menyentuh pengunjung. Sound effect dan lighting-nya pun sempurna. Jelas lah ya... sekelas Universal Studio gitu lho. Kurangnya cuma satu sih: antriannya! Buset. Panjangnya ngalah-ngalahin antrian launching iPhone 😭 


"Death Fest" para musisi metal yang 'bangkit dari kematian'


Kami akhirnya memutuskan pulang saat jam tangan menunjukkan pukul 01.00 dini hari, 30 menit sebelum USS tutup. Kami sempat panik karena tidak ada Grabcar yang terdeteksi di sekitar Sentosa Island. Puji Tuhan, masih ada bus yang beroperasi menuju Downtown. Bang Adi dan Yosa tampak tepar akibat berdiri di antrian selama berjam-jam.
 



Minggu, 27 Oktober 2019

Hari kedua sekaligus terakhir! Pesawat yang akan membawa kami pulang nanti berangkat pukul 17:20 sore, masih ada cukup waktu untuk beli oleh-oleh dan mampir ke satu destinasi lagi. Untuk oleh-oleh, kami memborong jajanan di Mustafa Centre. Namun sebelumnya, kami pelesir dulu ke salah satu daerah touristic yang view-nya ke Marina Bay. Apa itu? Aku pun tidak ingat 😅 Pokoknya berikut ini foto-fotonya...




Di depan lensa

Di balik lensa: umbrella girl dengan payung rusak sigap melindungi fotografer

Kehebohan terakhir terjadi di bandara, tepatnya di gerbang imigrasi yang sudah memakai Autogate. Tujuannya meringkas proses imigrasi, eh mesinnya lemot banget. Alhasil aku, Kak Vani, dan Yosa mengantri satu jam hanya untuk keluar imigrasi Soekarno Hatta. Bang Adi yang paspornya "anti-Autogate" mencecar kami dari kejauhan. "Aku udah sengaja ke toilet sampe tiga jam, kalian masih aja ngantri." 😂😂😂 Terima kasih banyak Bang Adi, Kak Vani, dan Yosa untuk short escape (meminjam istilahnya Yosa) ini. Terima kasih sudah membuat rahang saya mulai retak akibat terlalu sering ketawa dan teriak heboh. Gak pa-pa lah ya Halloween tahun ini kita berdiam diri di Indonesia tercinta. Sekalian nabung biar bisa langsung ke Universal Studio Amerika! Wkwkwk. Ada amen?

***

Expense List

Tiket pesawat --- Rp500 ribu PP
Tiket USS Halloween Horror Nights --- Rp470 ribu
Hotel V Lavender --- Rp600 ribu per kamar (300K per orang)
Makan + Grabcar --- Rp470ribu per orang
TOTAL: Rp1,74 juta/org