March 29, 2019

Stonehenge dan Shawn Mendes - England-Ireland Trip Pt. 3

Selamat pagi dari The Big Smoke* city! Highlight hari ini adalah landmark paling terkenal di Inggris: Stonehenge. Tak berhenti di situ, kami mendapatkan kejutan tambahan hari ini berupa kehadiran... Shawn Mendes (insert background suara teriakan bahagia penuh kecentilan)! 😍 Gimana ceritanya? Mari langsung kita simak ceritanya!

Highlight of the day

*Asal-usul julukan Kota "The Big Smoke" adalah karena pada abad 19 s.d. awal abad 20, warga London menghangatkan rumahnya dengan membakar batu bara yang menghasilkan banyak asap dari cerobong. Ditambah lagi, karakteristik Kota London yang berkabut dan berkesan sendu kelabu.


MONDAY, 28 MAY 2018


Aku dan Bang Adi bangun lebih pagi hari ini demi menemui Stonehenge. Karena malam sebelumnya sudah memastikan dengan resepsionis, jam 6.30 kami dengan PD-nya turun ke lobby untuk sarapan. Katanya sih restoran dibuka jam 7.00, eh tapi sudah jam 7.15 masih tidak ada tanda-tanda kehidupan di restoran "Palm Court" yang terdekat dengan lobby. Gimana toh?

Lobby The Langham Hotel

Rupanya ada beberapa restoran di hotel The Langham, yang kami ketahui cuma si Palm Court. Yang dimaksud resepsionis semalam adalah restoran "Roux at the Landau", lokasinya ada di belakang Palm Court. Setengah merutuk, aku pun berjalan ke restoran yang dimaksud. Beda dengan Palm Court yang menyajikan makanan secara buffet, di sini harus pesan makanan dulu baru dimasakin. Yaelah! Saat mau buru-buru malah ribet ya. Untunglah pelayan di Roux at the Landau ini ramah dan pengertian, dia langsung memburu koki agar menyiapkan pesanan telur kami dengan cepat, bahkan menawarkan take away coklat panas yang akhirnya kutolak dengan sopan karena sok ngambek. Masih pagi udah ada drama aja, say!




Jam 7.30 kami bergegas keluar hotel menuju underground (station). Penamaan transportasi di London memang agak unik. Stasiun kereta disebutnya "underground", dan bus jarak jauh disebut "coach". Aku agak pusing menyerap informasi ini ketika pertama kali mendarat di London.

Kami tiba di Victoria Coach Station pukul 7.50 dan setengah berlari mencari bus milik operator tur yang telah dibeli Bang Adi kemarin. Udah sok-sok 'berdrama' di hotel, lahdalah bus kami ternyata ngaret! Baru 20 menit kemudian bus kami terlihat memasuki terminal. Akhirnya, pukul 8.30 rombongan kami berangkat menuju Stonehenge yang terletak di selatan Inggris itu. Oh ya, sebelum berangkat pastikan mampir ke toilet dulu yah karena tidak ada fasilitas toilet on board. Supir bis pun tidak akan berhenti selama 2-2,5 jam perjalanan, sudah SOP-nya begitu.


Aku lupa nama operator tur yang aku dan Bang Adi gunakan hari itu, entah Golden Tours atau Premium Tours. Tapi kalau Readers berminat menggunakan jasa tur serupa, bisa dicari di Klook ataupun TripAdvisor. Semua bis tur one day trip London-Stonehenge berangkat dari Victoria Coach St. jam 8 pagi kok, hanya harga saja yang membedakan tiap-tiap operator. 

Readers yang tidak ingin keluar ekstra uang untuk sewa jasa operator tur tetap bisa menuju Stonehenge dengan bus publik. Pertama-tama cari yang tujuan ke Salisbury; bisa dengan bus National Express (berganti bus di Ringwood), atau dengan kereta. Setibanya di Desa Salisbury, langsung deh berganti bus yang disediakan khusus untuk tur Stonehenge. Bus ini telah dilengkapi penjelasan tur berbentuk audio dalam 10 bahasa. Jika menggunakan rute bus, waktu perjalanan memakan sekitar 3-3,5 jam. Jika dengan kereta, sekitar 2,5 jam saja.


Kami tiba di Winterbourne Stoke, Salisbury pukul 10.50. Tour coach-nya harus parkir di sini dan seluruh penumpang turun untuk naik minibus yang disediakan pengelola Stonehenge menuju situs bersejarah tersebut. Jaraknya sih dekat, hanya 4 menit bermobil. Tapi antrinya itu lho... aku dan Bang Adi menghabiskan waktu 20 menit hanya untuk antri naik minibus.


Halo, domba-domba menggemaskan!

Stonehenge tampak mencolok dari kejauhan. Sosok reruntuhan batu itu tampak menyatu dengan apik dengan warna langit Salisbury yang tengah kelabu. Susah emang menemukan langit biru di sini. Puji Tuhan, suhu dinginnya masih bisa tertahankan dengan jaket windproof dan thermal legging-ku. Di satu titik area padang rumput luas, terlihat sekelompok domba/biri-biri asyik merumput, sama sekali tak terganggu oleh ramainya antrian turis Stonehenge.

Ramai!

Seperti biasa... paling malas mengunjungi mainstream tourist attraction karena: keramaiannya! Puji Tuhan sih para turis di sini mengantri dengan rapi dan sopan, jadi tidak ada kejadian heboh desak-desakan. Kekurangan dari bentuk antrian melingkar ini adalah... pas mau foto 'berdua' Stonehenge, jadi banyak sosok manusia mengantri yang ikut terjepret. Hahaha.

Sejauh mata memandang, manusia di mana-mana

Ternyata Stonehenge tidak sebesar itu...

Satu hal yang masih menjadi pertanyaanku hingga sekarang... kita boleh nggak sih mendekat ke bebatuan itu? Kayaknya pernah deh lihat foto di internet dimana turis-turis berjalan di sekitar dan antara batu-batu Stonehenge. Atau itu hanya special treatment untuk para VIPs saja? Entahlah. Padahal kalau bisa lebih dekat, aku jadi bisa meneliti (halah!) lebih dekat detil sarsen stones di lingkar luar dan bluestones di lingkar dalam. Readers penasaran juga pengen lihat sisi dalam Stonehenge? Yuk main ke 360° virtual tour di sini!

Aku terpukau sih melihat formasi bebatuan ini dari dekat. Pikiran langsung melayang ke berbagai teori tentang Stonehenge: dibikin manusia lah, 'peninggalan' alien lah, kuil Druid Suku Celtic lah, komputer batu astronomikal lah. Macam-macam! Tapi kalau dipikir-pikir, tentu lebih hebat (para nenek moyang) Indonesia sih, mampu menyusun Candi Borobudur semegah itu hanya dengan putih telur. Kebayang nggak sih berapa kuat mereka sanggup memikul batu-batu seberat itu. Udah kuat, artistik lagi kan.

Stonehenge!



Pembangunan Stonehenge dimulai sejak sekitar tahun 3.000 SM yang awalnya hanya berupa lingkaran berbatas parit dan tumpukan kapur. Area itu digunakan sebagai tempat kremasi selama ratusan tahun. Hingga akhirnya dilakukan pendirian batu sarsen pertama pada tahun 2.500 SM. Batu seberat 25-30 ton itu awalnya diletakkan pada posisi horizontal lalu ditarik dengan bantuan tali busur dan kayu rangka (bayangkan posisi kelereng pada ketapel) hingga berdiri kokoh. 

The Crow Whisperer?

30 menit puas menyaksikan langsung kemegahan Stonehenge dari berbagai sisi, kami naik bus kembali ke lokasi museum. Di sini terdapat rumah kuno dari era Neolitikum yang berbentuk corong terbalik, harus dimasuki dengan kepala tertunduk dan badan membungkuk. Melihatnya sekilas aku langsung teringat Rumah Honai orang Papua, sama-sama unik.

Rumah peninggalan Neolitikum


Indoor museum

Perjalanan pulang dari Stonehenge butuh waktu lebih lama, mengingat jalanan menuju London sudah mulai ramai dengan para commuter ataupun warga lokal London yang tengah beraktivitas. Sekitar pukul 15.30 bus kami menepi di Victoria Square. Karena sudah kelaparan, Bang Adi langsung mengajak makan siang-sore di KFC. Hahaha. 😂 Emang nggak bisa kreatif deh di London ini, jangan sok-sokan wisata kuliner kalo nggak mau anggaran terkuras habis.





Setelah kenyang makan di KFC depan London Victoria St., kami putuskan naik railway ke King's Cross St. Pancras Underground Station. Eh, kok kayak familiar sama nama stasiun ini? Jelas dong! Kalau kalian penggemar seri Harry Potter, pastilah sering mendengar stasiun yang menjadi titik keberangkatan Harry naik kereta ke Hogwarts. Dan inilah dia, the most famous platform in the world: Peron 3¼ Stasiun King's Cross!


Antri untuk berfoto

Ke King's Cross cuma mau foto di Peron 3¼, Lin? Hahaha tentu tidak, aku bahkan nggak berfoto karena melihat panjangnya antrian (Walaupun Bang Adi ternyata main ke sini sendiri saat aku sudah balik duluan ke Istanbul -_-). Kami langsung lanjut naik bus 214 menuju Poundland. Tempat ini adalah swalayan yang cukup ternama di London karena harganya lebih miring dengan barang-barang yang bervariasi. Sungguh tepat dijadikan tempat berburu oleh-oleh. Aku sendiri menghabiskan sekitar Rp600 ribu di Poundland untuk suvenir bagi si Kakak dan para sepupu.

Bus double-decker C2 dari Poundland menurunkan kami di persimpangan jalan dekat hotel The Langham. Tiba-tiba saat melewati kantor pusat BBC yang terletak persis di depan hotel, terdengar suara riuh ramai yang didominasi teriakan kaum wanita. 

"Eh, kayaknya ada artis deh Bang!" kataku pada Bang Adi dengan mata berbinar-binar. Teriak-teriak begini mah sudah pasti karena ada selebrita, apalagi lokasinya di kantor media kayak BBC. Karena penasaran, berbeloklah kami ke BBC masih dengan dua tentengan besar di tangan masing-masing.



Ada apa nih???

"Excuse me, who's coming?" tanyaku pada seorang pengunjung. "It's Shawn Mendes."

Oke, aku memang bukan penggemar Shawn Mendes, tapi tentu aku tahu dong lagunya yang "Treat You Better" dan "Stitches"! Toh kami juga tidak ada agenda apa-apa selain istirahat di hotel, jadi diputuskanlah untuk stay di sini melihat penampilan Shawn. Usut punya usut ternyata ini acara BBC One yang The One Show, ada sesi interviu di dalam gedung dan live performance di luar. 

Menanti kedatangan sang idola

Ini pertama kalinya aku melihat selebrita dunia secara langsung. Tahun lalu aku sengaja mampir ke Muenchen, Jerman biar bisa ketemu FC Bayern Muenchen (dan syukur-syukur, my all time crush, Miroslav Klose) eh dia malah terbang ke Moskow untuk pertandingan pra-World Cup.



Duh!

Setelah menyanyikan lagu 'wajib' "In My Blood", Shawn menutup penampilannya dengan ucapan terima kasih pada para fans yang setia menanti sejak 1 jam lalu. Sudah berjalan ke arah pintu masuk gedung, eh tahu-tahu dia balik lagi. Gerakan yang cukup mengagetkan bahkan bagi tim band-nya yang juga sudah beranjak dari alat musik masing-masing. Rupanya dia mau ngasih bonus satu lagu lagi untuk para fans di lokasi, lagu "There's Nothing Holding Me Back"! Ya ampun... udah ganteng, suaranya merdu, baik hati banget lagi! Keren lah Shawn Mendes ini 💕 Nggak puas lihat foto-foto doang? Cus scroll sampai bawah untuk lihat video penampilan Shawn di post Instagram Bang Adi 😉

Bukan pelesir sama Bang Adi namanya kalau tidak ada sesi night photo shoot. Apalagi kami sedang di London yang penuh landmarks cantik, pasti pemandangannya lebih memukau lagi dilengkapi kerlap-kerlip lampu kota. Inilah beberapa hasil photo hunting kami dari jam 21.30 - 23.30 malam ("Bang Adi" sih tepatnya, hasil foto dari kameraku nggak ada yang oke hahaha).


Tower Bridge

The Shards

Tower of London

London Eye

Besok kami akan main ke Windsor Castle lalu terbang ke negara sebelah: Republik Irlandia! Waaahh, tak sabar! Makasih sudah mampir ke post ini ya, Readers. Selamat menikmati tampan dan merdunya Shawn Mendes di video-video di bawah ini! 😘


***


BONUS! Shawn Mendes's Performance Videos:





Official video BBC One


0 testimonial:

Post a Comment