November 15, 2019

Malam Mingguan di Marina Bay Sands

Dua kali transit di Singapura tidak berarti bahwa aku sudah sah pernah ke Singapura. Tiap kali ada teman yang bertanya, "Erlin udah pernah ke Singapura?" lalu kujawab dengan, "Pernah tapi transit doang", pasti akan protes keras lalu mengultimatum: "Ah itu mah berarti belum pernah dong."

BAIKKKKK.

Akhirnya di tahun 2019 yang berbahagia ini, aku berkesempatan untuk benar-benar memasukkan nama Negeri ... ke daftar Have Been There-ku. Dua kali malahan, hihihi. Di post ini aku akan bercerita tentang pengalaman perdanaku dulu yaaa *senyum manis ke Geng Singapore Trip* 😏 Nah, begini kisahnya...

Satnight di Marina Bay Sands SkyPark Observation Deck


26 Maret 2019, sebuah obrolan WhatsApp masuk ke ponselku. SIAPAKAH DIA? Tentu saja... tak lain dan tak bukan... Bang Supriadi. Udahlah ya, nggak perlu lagi dijelaskan siapa orang ini. Pokoknya orang penting, deh. 😆

"Erlin, minat ke SG gak sabtu minggu gitu kalo dapat tiket sejutaan PP bulan Mei? Maskapai SQ 😁"

Apakah jawaban Erlin? Ya pasti "iya" dong hahaha, kalo nggak mana mungkin blogpost ini akan terbentuk. Tapi intinya sih seluruh ajakan Bang Adi terkait tiket promo, sebisa mungkin aku iyakan. Apalagi kalau beliau turut berangkat, dijamin akan jadi perjalanan yang menyenangkan. Udah murah, seru pula. Gimana bisa nolak, ya kan?

Teman jalan kali ini

Jadilah Bang Adi memesankan tiket pesawat Singapore Airlines dimaksud dengan harga 1,5 jutaan. Murah banget kaaan apalagi pakai maskapai first class dunia itu. Laluuuu, kalau akomodasinya? Nah, aku juga kaget lho Readers dengan penginapan kami selama satu malam itu. Ternyata...

"Erlin, nanti kita nginapnya di Mandarin Marina Singapore yah."
"Hah? Itu kan hotel bintang lima? Yang dekat Marina Bay?"
"Iya hahaha. Semoga kamar yang view ke Marina Bay masih available."
"Tolong pastikan kita dapat kamar di rooftop, Bang! Biar langsung terjun ke teluknya."
"Aduh dapetnya malah B10 (Basement tingkat 10), Erlin." Gak paham lagi sih aku sama abangtu 😒


Sabtu, 18 Mei 2019

Demi mengejar pesawat pagi, aku dan Bang Adi janjian naik Damri dari Stasiun Gambir pukul 03.00 WIB dini hari. "Aku sudah di Gambir," kukirim pesan singkat pada Bang Adi yang belum kelihatan batang hidungnya di sekitar loket Damri. Pesan balasan datang seketika: "Oh. Aku sudah menggelambir." Entah apa maksudnya 😒

Aku berangkat jam setengah tiga dari kosan, artinya... no sleeping! Eh, tapi sesungguhnya aku emang tidak tidur malam itu karena sakit gastritisku kambuh. Sakit ini juga berkepanjangan sampai-sampai aku tidak bisa puas menikmati pelesir pertama kali di Singapura. Maafkan aku ya, Bang Adi, belum bisa jadi travelmate yang asyik kali ini :( 

Kami terbang dengan penerbangan SQ951 pukul 05.25 WIB dari Terminal 3 Bandara Soekarno Hatta. Keuntungan turun di Terminal 3 saat menggunakan Damri adalah kita jadi penumpang pertama yang diturunkan alias priority passengers. Tapi nggak enak juga sih... kalau turun Terminal 2 kan bisa tidur lebih lama yah di dalam Damri hahaha.

Pesawat mendarat mulus di Bandara Changi Singapura pukul 8.10 waktu setempat (GMT+8). Agenda pertama kami di negara ini adalah: melihat objek wisata terbaru, Jewel Waterfall. Untuk menuju ke sana dari Terminal 3, cukup berjalan kaki 5-7 menit melewati jembatan penghubung.

Objek ini baru banget dibuka tanggal 17 April 2019, pantesan aja masih 'bau cat' 😋 Sebagai orang yang cinta mati sama air terjun, Jewel ini CUUAAANTIK BANGET. Jewel sebenarnya adalah nama bangunan 10 tingkat yang berisi lebih dari 300 outlet toko ritel dan restoran, sebuah hotel, teater IMAX, dan 'hutan' buatan cantik yang berpusat pada Rain Vortex setinggi 130 kaki. Jewel dinobatkan sebagai air terjun dalam ruangan tertinggi sedunia.

Jewel!



Aku langsung terpukau oleh desain 'atap' air terjun ini: struktur baja bersilang dengan kaca transparan menampilkan aliran air deras yang kemudian jatuh lewat lubang ala donat, menjadi Jewel Waterfall. Alirannya kencang dan deras, jika berdiri terlalu dekat dengannya pasti akan terciprat air. Dari jauh, air terjun ini tampak sangat megah. 

"Kalau malam lebih bagus lagi, Erlin, banyak lampu-lampunya trus ada laser show gitu juga," kata Bang Adi yang memang sudah pernah ke Jewel bulan lalu. Eh, apa bulan ini? Entahlah, jadwal beliau terlalu padat aku tak sanggup menghafalnya 😆


Agenda kedua adalah menuju hotel Marina Mandarin Singapore. Sebenarnya Bang Adi ragu untuk check-in karena memang sekarang masih pagi sementara waktu check-in hotel normalnya jam 2 siang. Ya sudah, kita coba saja dulu. Kalau memang nanti belum bisa, toh kita bisa beralasan ingin menitipkan tas dulu di concierge hehehe.

Beruntung sekali, kami diizinkan check-in superawal (wong masih jam 10 pagi!) oleh pihak hotel. Puji Tuhan! Jadi bisa berleha-leha sebentar deh, memejamkan mata beberapa jam sebelum mulai mengeksplor Kota Singapura.

Mari istirahat sejenak!


Sayang nggak sempet 'nyicip' kolam renang ini :')

Untuk makan siang, Bang Adi mengajakku ke mall sebelah yang bisa diakses langsung dari hotel, Marina Square. Di sini ada restoran cepat saji kesukaan Bang Adi yang belum membuka cabang di Indonesia, yaitu Subway. Aslinya aku juga suka sama sandwich submarine asal Amerika ini, sayang karena aku sedang sakit jadi nafsu makanku bermasalah dan tak bisa maksimal menikmati rasanya.

Destinasi selanjutnya yang kami tuju adalah lokasi maskot negara ini: Patung Merlion di Merlion Park. Dari Marina Square, aku dan Bang Adi berjalan kaki 10 menitan melewati Theaters on the Bay dan Esplanade Bridge. WOAAAHH ini toh yang namanya Singapuraaaaa, begitu reaksiku begitu langkah kami semakin dekat ke jembatan. Di kejauhan tampak jejeran gedung bertingkat di area Central Business District (CBD) dengan dominasi logo-logo bank ternama. Saat menengok ke kiri, terlihat jelas tiga menara menjulang yang diatapi 'kapal pesiar', itulah Marina Bay Sands resort yang kukenal sejak 2010.

Oh ini toh, Marina Bay Sands...

"Pasti seru ya Bang berenang di Infinity Pool-nya Marina Bay Sands itu," kataku.
"Hahaha, iya. Tapi pasti nggak seseru berenang di waduk, Erlin," jawab Bang Adi. 
OH IYA JUGA SIH, BANG 😑


Esplanade Bridge



Halo, Merlion! Akhirnya kita berjumpa!

Akhirnya, aku berkesempatan berfoto dengan patung setengah ikan-setengah singa yang telah menjadi ikon Singapura sejak tahun 1972 ini. Ya ampun, Lin, udah ampe ke ujung Eropa sana tapi baru sekarang ya bisa main ke negara tetangga 😅 Siang itu, Taman Merlion sedang sangat ramai pengunjung mulai dari ujung Utara Esplanade hingga di sekitaran patung. Mungkin karena cuaca yang juga sedikit mendung, jadi orang betah berlama-lama menikmati patung setengah ikan-setengah singa ini. Kalau matahari terik, pasti deh pada kabur ke bawah jembatan untuk berteduh. 

Kami melanjutkan perjalanan ke Gardens by the Bay dengan moda transportasi Grabcar. Coba kalau sedang sehat walafiat, pasti aku ingin jalan kaki saja ke sana (menurut Google Maps sih deket ya hahaha) sekalian cuci mata menikmati keindahan Teluk Marina. Karena masalah kesehatan ini juga aku jadi lebih banyak istirahat selama di GBTB 😅 Nggak papa lah... aku sih udah cukup senang akhirnya bisa melihat 'pohon-pohon' raksasa cantik (Supertree Grove) di entrance GBTB.

Supertree Grove
(source: Gardens by the Bay site)

Tiket masuk GBTB adalah 28 SGD/dewasa untuk dua area konservatori. Kami memutuskan untuk melihat Cloud Forest yang punya air terjun (Bang Adi ngerti aja kesukaanku hahaha) dan Flower Dome untuk melihat tulip. Yaelah, jauh-jauh nyari tulip ke Belanda ternyata di Singapura juga ada!

Kincir angin di dalam Flower Dome


Karena tiba tepat jam 2 siang, kami berkesempatan melihat air terjun di Cloud Forest yang memang hanya dinyalakan dua jam sekali. Elok sekali, ya? Bang Adi yang tampaknya tak tega melihat kondisiku yang lesu lungai tak bersemangat memutuskan untuk mengajak kembali ke hotel setelah puas berkeliling Flower Dome.


Tampilan lobi hotel Marina Mandarin diambil dari lantai... 8?

Klasik banget ya?


Pukul 19:00 kami mengunjungi destinasi keempat sekaligus terakhir yaitu Marina Bay Sands SkyPark Observation Deck. Uhuuuyy kapan lagi malam mingguan di ketinggian 200 mdpl dengan pemandangan lampu-lampu kota yang menakjubkan? Fixed sih Observation Deck ini jadi calon lokasi pemberkatan nikahku destinasi paling favorit 😍

Sands SkyPark Observation Deck
(Source: Klook)

Kesukaanku  💝
Bagus banget, kacau!





Kebayang sih bakal se-spektakuler apa jika datang ke Observation Deck ini saat Tahun Baru atau saat perayaan National Day-nya Singapura yang bakal ramai dengan kembang api. ADUUUUHHH!!! Tapi nggak kebayang juga sih sama antrian masuk dan sesaknya pengunjung di atas deck, hahaha. Malam minggu itu saja kami sudah cukup mengantri (lebih panjang saat mau turun daripada saat naik!), untunglah saat di atas masih bisa dapat spot oke untuk foto-foto.

Setengah jam di atas, kami pun mengakhiri malam mingguan dengan makan di Saizeriya Marina Square. Rasanya? Biasa aja sih hahaha. Oh ya, kalau lagi di Singapura, Bang Adi prefer menggunakan kartu debit Digibank (DBS) sebagai alat pembayaran karena bank ini memang milip DBS Group Singapura. Kursnya sih 11-12 dengan Jenius andalan kita bersama, tapi untuk tarik tunai tidak dikenakan charge/fee sama sekali (dengan Jenius kena Rp25.000,-).


Minggu, 19 Mei 2019

Weekend escape kami resmi selesai hari ini. Check-out jam 12 siang, kami langsung meluncur ke Bandara Changi. Sama seperti ketika tiba, Bang Adi harus melewati imigrasi manual sedangkan aku langsung masuk menembus Automatic Gate. Yah... begitulah kalau namanya hanya satu kata, akan mengalami kesulitan saat masuk/keluar negara lain, terutama Singapura yang punya keamanan superketat.

Kami kembali ke Jakarta dengan penerbangan SQ962 pukul 16.25 dan tiba kembali di Jakarta pukul 17.10 WIB. Ah... what a well spent weekend! Terima kasih banyak yah Bang Adi untuk tiket promo dan voucher hotel gratisnya. Serta untuk kesabarannya menghadapi aku yang sedang kurang sehat! The best travelmate, indeed 💙



***

Expense List

Tiket SQ PP SIN-CGK: Rp1.527.200,-
Hotel Marina Mandarin Singapore: Gratis
Tiket Gardens by the Bay: Rp240.000
Tiket Marina Bay Sands Observation Deck: Rp210.000
Grabcar & makan: confidential

0 testimonial:

Post a Comment