February 13, 2016

Wisata Selfie (dan Macet!) di Lembang

Sebagai seorang pegawai tetap (cie, bukan "magang/CPNS" lagi) dunia kantor sudah mulai berasa melelahkan. Hahaha. Hari libur sehari pun tidak disia-siakan. Tanpa berlama-lama, aku, Kak Putri, Agung dengan menyeret serta seorang additional member bernama Billy Gustyan, langsung merencanakan runaway trip ke Lembang saat libur Imlek. Sayang sekali... lelaki yang doyan berpose hot itu tidak bisa ikut nge-trip karena alasan yang sama yang pernah kuceritakan di BogorJuara-Curug trip review. Hahaha. Jadilah kami bertiga siap menjamah Lembang!


Susah banget dapetin foto full team :')

Day 1. Sabtu, 6 Februari 2016. 
Jika readers pikir drama kejar-kejaran kereta dan pesawat hanya terjadi di FTV dan sinetron picisan pada umumnya, well, berarti aku adalah aktris pendatang baru di industri ini. Hahaha! Kereta kami berangkat jam 05.00 tapi aku malah baru bangun jam 04.34. Super sekali kan? Segala puji syukur bagi Tuhan Yesus Kristus, kami bertiga sukses berangkat dengan full team.


Scooter lucu di halaman hostel tempat kami menginap

Farmhouse adalah destinasi pertama kami. Karena tujuan utama trip ini adalah cuci mata dan selfie sebanyak-banyaknya, otomatis kaki kami hanya melangkah mengikuti langkah pengunjung lainnya, hahaha. Awalnya sok-sokan pengen foto berlatarkan pagar berhiaskan gembok warna-warni, eh apa daya space-nya kurang luas untuk kami bertiga. Cus, pindah ke spot lain!




Farmhouse Lembang pada dasarnya menyajikan miniatur pemandangan alam pedesaan yang sedikit banyak meniru suasana pedesaan Eropa. Aku langsung jatuh cinta melihat domba (foto di atas) yang sedang asyik merumput tanpa merasa terganggu dengan riuhnya pengunjung sekitar 'lapangan rumput'. Lihat dong betapa gendut dan tebalnya bulu kedua domba ini, AAAWW~


Karena perut sudah sejak tadi berteriak minta diisi, kami pun memutuskan untuk makan dulu sebelum lanjut foto-foto. Adalah sebuah restoran pertama yang dapat ditemui dari jejeran restoran, yang menjadi tempat pilihan kami. Meski Farmhouse ramai pengunjung, ternyata restoran tidak begitu penuh sehingga kami bisa langsung mendapat tempat duduk. Chicken Schnitzel, Cream Soup, Nasi Gorend, dan Iced Lychee Tea cukup untuk mengisi perut. Rasanya biasa saja, tidak begitu istimewa. Harganya? Wih jangan ditanya. Mahal! Hahaha apalagi service tax disini sebesar 6% yang tergolong besar untuk suatu restoran.




Mujizat banget bisa foto disini tanpa ada orang-orang lewat :')

Selain jejeran rumah khas desa di Prancis, Farmhouse juga terkenal dengan Rumah Hobbit-nya. Namun karena antrian berfoto depan Rumah Hobbit yang begitu mengular, kami bertiga mengurungkan niat itu. Alhasil, kami hanya berfoto dengan sebuah toko souvenir yang tidak kalah cantiknya! Duh, ciamik banget ya bangunan-bangunan disini. Oh ya, tiket masuk seharga 20K per orang (dan parkir 10K/mobil) ini dapat ditukarkan dengan sosis bakar, atau segelas susu segar.




Destinasi selanjutnya adalah Terminal Wisata Grafika Cikole, sebuah kawasan wisata yang menawarkan sejuknya penginapan di tengah hutan pohon pinus dengan rumah berbentuk mungil layaknya Rumah Hobbit. Ada 3 jenis penginapan di sini: hotel, pondok wisata alam, dan camping site. Rumah Hobbit ini adalah jenis yang kedua. Awalnya kami malah ingin menginap di sini selama wisata Lembang, apa daya harganya melebihi budget, apalagi ada kesan kurang nyaman jika dinilai dari foto-fotonya di internet. 




Karena macet dimana-mana, kami baru mencapai Grafika Cikole pada pukul 5 sore. Matahari mulai lenyap ditelan kabut, dan cuaca mulai sendu. Khawatir akan turun hujan, kami pun bergegas menuju spot idaman untuk berfoto-foto. Ternyata Grafika Cikole ini bisa dimasuki secara gratis oleh non-tamu penginapan, tapi hanya sampai jam 3 sore. Di atas itu, tetap bisa masuk asalkan membeli makanan/minuman dari restoran di area Grafika Cikole. Tentu saja kami mengiyakan, toh perut masih lapar juga. Dan ternyata pisang goreng seharga 35K-nya nikmat banget lho readers! :)




Sebelum kembali ke hostel, kami makan malam dulu ke Saung Punclut, Sangkan Hurip. Bela-belain ke Punclut ini demi bisa ngeliat view spektakuler Bandung di malam hari, ealah kami justru disambut kabut tebal dan hujan yang awet banget hahaha. Maybe next time ya bisa nikmatin view romantis ini sama yang tersayang? ;)


Day 2. Minggu, 7 Februari 2016.
Pernah ngerasain fail pas ngetrip, readers? Hal itulah yang aku rasakan hari ini! Mungkin karena perencanaan yang serba dadakan dan kurang matang, didukung oleh faktor alam yang tidak terduga... jadinya kami kurang beruntung. Nah, berikut ini hal-hal yang failed bagiku:
  1. Supir kami berganti dan sifatnya sangat bertolak belakang dari kang supir kemarin yang menyenangkan. Huhu.
  2. Meski udah bangun pagi dan on time, aku dan Kak Putri terlambat datang ke gereja (Pukul 10.15) GKI Maulana Yusuf karena macet yang berkepanjangan.
  3. Ada miskomunikasi parah antara kami, Billy, dan Pak Supir yang menyebabkan kami tidak bisa mencicip makanan enak (aku lupa apa) untuk makan siang :(
  4. MACET PARAH DIMANA-MANA! Rencana mengunjungi Kawah Putih gagal karena perjalanan Bandung-Bandung Selatan yang memakan waktu 4 jam!
  5. Kami akhirnya sukses mencapai Kampung Strawberry, sayangnya saat itu stroberinya sedang tidak musim :( Hujan gerimis yang turun tiada henti juga jadi penghalang untuk kami selfie-selfie cantik. 
  6. Nggak usah ditanya lah ya apa kabarnya si bokong. Hahaha. 





Masih dengan alasan kemacetan, kami akhirnya makan malam yang kemaleman (?). Untunglah tempat yang kami kunjungi kali ini tidak mengecewakan: Miss Bee, restoran kekinian di Ciumbuleuit yang tidak jauh dari Hotel Padma Bandung. Wah. Di malam hari, resto ini terlihat sangat glamour dengan lampu kuning romantisnya. Sayang sekali kami tidak banyak berfoto di sini karena restonya lagi cukup rame, jadi agak malu untuk foto-foto alay hahaha~


Day 3. Senin, 8 Februari 2016.
Awalnya kupikir De' Ranch yang buka pukul 9 pagi akan lengang jika kami datang jam 10 pagi. Ternyata semua orang lain berpikiran sama denganku, hahaha, alhasil ya kami tetap harus bersabar mengantri di spot foto favorit. De' Ranch adalah tempat wisata bernuansa peternakan yang menjual pemandangan a la cowboy's life sebagai highlight-nya. Ada berbagai aktivitas dan permainan yang bisa dijajal di sini: kuda tunggang, kuda poni, flying fox, delman, banyak deh. Kami yang awalnya sudah membulatkan tekad untuk horse-riding terpaksa mengurungkan niat karena kami harus menunggu 2 jam antrian.




Horse is my second favorite animal after dog. I can't stand seeing their big, sad eyes

Sendiri aja bang?



Puas mencuci mata dengan view pegunungan superhijau, kami lanjut ke destinasi terakhir sekalian untuk makan siang nikmat: Floating Market. Lokasi terakhir ini adalah lokasi yang menggabungkan konsep pasar, food court, danau, dan wisata alam lainnya. Keren banget deh.

Meski cara makannya ribet harus pake tuker-tukeran koin segala *berasa balik ke zaman Timezone dan Amazone ngehits* tapi seru juga buat lucu-lucuan. Sensasi nyari tempat duduknya, ngeliat orang-orang berperahu yang makan di tengah danau, varian makanan yang bener-bener dari ujung ke ujung Indonesia... semuanya asik kok. Spot fotonya juga cukup banyak, asalkan sabar nunggu kerumunan orang lalu-lalangnya berkurang hehehe.





Saran buat temen-temen yang ingin wisata ke Lembang dan sekitarnya: bawa Counterpain dan bantal pengganjal buat bokong karena the traffic jam will really, really kill you! :D

Thank you for reading, kawan-kawan!


*-*-*



Wonder how much did we spend?


Kereta Jkt-Bdg 115K
Baraya Bdg-Jkt 85K
Hostel 645K per room (bathroom inside) 
Rental Mobil 334K
Makan, tiket masuk, bensin (3 hari) 500K

0 testimonial:

Post a Comment