July 16, 2016

Cappadocia - Turkey Trip

Senin, 4 Juli 2016
Cappadocia atau Kapadokya adalah nama suatu daerah yang pertama kali kuketahui dari ayat Alkitab Kisah Para Rasul 2:9. Saat itu, Kapadokya merupakan suatu provinsi di sebelah timur Asia Kecil. Pada periode awal Kristen terbentuk, para pengikut pertama Yesus dan rasul-rasul berdiam di Kapadokya untuk sembunyi dari prajurit Roma. Rasul Paulus yang baru terusir di Yerusalem sedang dalam pencarian tempat bersembunyi yang aman. Di Kapadokya-lah dia memulai koloni Kristen pertama bersama murid-muridnya. Wih~ aku jadi terlihat kayak ahli Alkitab ya, padahal cuma nyontek disini :p

Turki/Kapadokya akan menjadi trip pertamaku menggunakan Couchsurfing. Adalah Atilla Özcan, seorang warga Kapadokya asli, yang akan menjadi host-ku. Cerita lebih lanjut tentang Atilla akan kuceritakan di suatu posting tersendiri.

Sesuai perjanjian dengan Atilla, aku dijemput oleh shuttle di gerbang arrival Bandara Kayseri. Detik pertama keluar dari bandara badanku langsung menggigil. Ini di luar ekspektasi, karena 2 minggu sebelumnya Atilla menginformasikan bahwa suhu di Turki sekitar 32 derajat. Nampaknya Kapadokya merupakan pengecualian, termometer justru menunjukkan angka 24-26 derajat. Brrrrrr~

Shuttle yang bisa menampung 15 orang ini ternyata menunggu tamu dari berbagai penerbangan dengan waktu kedatangan berbeda. Aku dan seorang cewek Ekuador adalah penumpang pertamanya, which means kami harus menunggu 1-2 jam baru shuttle akan berangkat dari bandara. Duh. Waktu menunggunya sih bukan masalah berhubung aku dan cewek Ekuador ini punya banyak cerita traveling yang sepertinya tak ada ujungnya. Hanya saja... dinginnya itu lho! :(

Reunion!
Perjalanan dari Bandara Kayseri ke rumah Atilla di Evka, Ürgüp ternyata butuh waktu 2 jam! Budget tipisku memang hanya sanggup membeli flight ke Kayseri meskipun rumah Atilla nyatanya lebih dekat ke Bandara Nevsehir :( Aku adalah orang pertama yang diturunkan shuttle. Dari kejauhan sudah terlihat Atilla yang tersenyum manis di depan pintu gedung flat-nya. Aku cipika-cipiki seadanya dengan si cewek Ekuador lalu turun mengambil bagasi dan membayar ongkos shuttle seharga 25 TL. Selain Atilla, ada Ananda juga yang tengah heboh melompat-lompat menyambutku! :) WAAAAHH! Hampir saja aku lupa bagaimana tampang dua kawan lelakiku ini setelah berjam-jam going solo. Akhirnya... power rangers united again! HAHAHA.

Selain kami bertiga, Atilla juga 'meminjamkan sofa' pada 2 tamu kakak-beradik asal Yordania dan seorang wanita Meksiko. Puji Tuhan, banyak kenalan baru dari berbagai penjuru dunia, udah bisa lah dapat host gratisan saat traveling ke negara mereka :p


Selasa, 5 Juli 2016
Jam 3 dini hari Ananda, Aldo, dan aku dijemput oleh shuttle salah satu perusahaan penjual jasa Hot Air Balloon Tour. Kami dan 7-8 orang tamu yang tersebar di berbagai penginapan Kapadokya diantar di titik awal penerbangan di kota Göreme, sekitar 1 jam dari Ürgüp. Pagi masih gelap, dingin masih mencekam, dan aku masih puyeng karena belum puas berbaring di kasur. Kami disuguhkan snack dan kopi/teh panas sambil menunggu aba-aba dari air traffic control yang menjadi pemegang izin terbang balon udara.



Sebenarnya saat mengecek prakiraan cuaca Kapadokya minggu lalu, hari ini adalah cuaca yang terburuk sepanjang minggu. Benar saja. Langit pagi ini tampak berawan tebal. Tapi semangat kami tetap tidak padam, doa tetap mengalun dalam hati. Meski pada akhirnya... yaaaah, kami tidak bisa terbang. Cuaca tidak bagus, kata guide kami. Kalian bisa melihat "ketidakbagusan cuaca" ini dari foto-foto kami hari ini, Readers, awan memang begitu padat bergelung hari ini :(

Shuttle kembali men-drop kami ke flat Atilla di Evka. Karena tuan rumah belum bangun untuk membukakan pintu, kami memutuskan untuk jalan-jalan dulu ke downtown, alias pusat kota Ürgüp. Dari Evka ke pusat kota tersedia angkot ("dolmus") berupa minivan dengan kapasitas 12 orang seharga 1,5 TL/orang. Nah hari ini tidak perlu membayar ongkos, karena... ini hari rayaaa, yeaay! ^^ Selamat hari raya ya, teman-teman Muslim-ku, di manapun kalian berada. :)


How Turkey takes care of the stray animal, I'll tell you later ;)
Iya, ini anjing liar, tapi tidak ada yang mengusiknya. Lucky him!

Kota di antara perbukitan batu :')

Nggak bisa lihat objek foto kece, langsung jepret! :)



Idul Fitri di Ürgüp berlangsung sangat S E P I. Awalnya aku berpikir bahwa downtown selalu sesepi ini pada pagi hari, eh, ternyata hanya karena ini hari Eid. Para warga pasti sedang mudik atau mungkin lebih memilih kumpul keluarga di rumah. Karena begitu sepi dan lengang, kami bahkan bisa berfoto-foto di jalan raya dengan tenang. Sepanjang pagi dihabiskan untuk menyusuri setiap sudut downtown. Sayangnya, karena hari Eid ini juga banyak restoran yang tutup. Kami akhirnya melipir ke sembarang restoran karena lambung sudah teriak minta diisi. Makanan pertamaku di Kapadokya: sarapan all you can eat dengan menu khas Turki (roti dan keju!) seharga 25 TL.


Makan siang nikmat dengan view mantap!

Readers, aku mau 'mengaku dosa' ya: aku belum mandi sejak terakhir di Johor Bahru! Hahaha. Sesama traveler pasti ngertilah betapa kita harus rela dengan cukup mandi 3-5 hari sekali, karena sulit menemukan kamar mandi. Tadi malam setibanya di rumah Atilla, aku tidak mampu mandi karena air begitu dingin. :( Mandi adalah luxurious thing lho, kawan. Bersyukurlah jika kalian masih bisa mandi.

"Nan, Do, pose dulu tampak belakang!" And this is how they posed -_-

Boys will always be boys. :)))

Atilla akhirnya bisa juga terbangun setelah ditelepon via WhatsApp. Dia kaget sekali mengetahui kami sempat menunggu lama di depan flat. Dia mengaku selalu terbangun jika mendengar bel rumah dibunyikan. It's okay, Atilla, kamu nggak tahu aja dua pria ini sempat having a good time main jungkat-jungkit depan gedung flat-mu, hahahaaaa :p




Siang itu Atilla mengajak kami dan Mayra, si cewek Meksiko, jalan-jalan sekitar Ürgüp. Dia memacu mobil tuanya selalu di atas angka 60 km/h, meski ketika disinggung dia menjawab "Oh come on, it's not fast, it's not even above 80!" Hahaha... Pengendara mobil seperti Atilla pasti akan stres jika hidup di Jakarta. Sebelum ke tempat wisata pertama, kami singgah melihat pemandangan lembah dari kejauhan. Aku ragu, sih, apakah ini yang namanya Red and Rose Valley ataukah White Valley, mirip-mirip saja jika dilihat dari gambar. Yang pasti... bentuk geografis lembah dan bebatuan wilayah Ürgüp-Göreme ini betul-betul memukau!


See the grey road between those brown hills? :)

Hello, Mayra! This is the Mexican girl who loves hangouts so much

Destinasi pertama adalah Zelve Open Air Museum, situs kota gua perbukitan.. atau kota perbukitan gua, ya? Berada di lokasi ini membuatku merasa sedang keliling kampung Flintstones, si tokoh manusia gua itu lho. Aku tak henti-hentinya berimajinasi tentang kehidupan manusia di kota gua ini: ada ibu-ibu yang menjahit di depan pintu rumah, meneriaki anak gadisnya yang sedang duduk berkaca di depan jendela untuk segera mengangkat jemuran yang sudah kering. Atau sekelompok pria yang berjalan bersama menuju kapel. Yeah, kota gua ini memiliki banyak gereja di dalamnya. Konon umat Kristen dan Muslim hidup harmonis di sini hingga tahun 1924 dimana warga Kristen akhirnya terusir keluar, lalu disusul sisa warga lainnya ketika kota terancam mengalami erosi. Bentukannya saja sudah menarik, apalagi sejarah yang dikandung kan. Check out the amazing museum through these pictures below!







Salah satu bekas gereja di kota batu ini. Megah ya?

Puas dua jam menjelajahi area museum, kami memutuskan untuk berleha-leha sejenak di area parkir dan menikmati ‎Gözleme Pancake serta segelas jus jeruk. Kenikmatan ini bisa diperoleh dengan harga 15 TL per porsi. Enak bangeeeeeet! Pancake-nya tidak tebal namun kenyal, pesananku datang dengan taburan keju melimpah, semakin menambah kelezatannya. Jus jeruk terasa masam namun begitu segar di lidah. Ah, pas banget menemani siang hari yang terik ini.

Destinasi selanjutnya adalah viewpoint Monks Valley. Wisatawan Kapadokya biasanya memilih untuk menjelajahi lembah, naik-turun memasuki setiap celah lembah yang menyimpan banyak cerita. Namun kami, para penggila foto (dan "difoto") lebih memilih untuk mengambil sudut terindahnya saja. Toh aku juga tak sanggup jika harus diminta valley trekking hanya dengan slip-on shoes di kaki. Aldo, yang mata fotografernya selalu kukagumi, bahkan menemukan angle yang indah diantara ladang gandum-ilalang yang terletak di seberang viewpoint ini.



Kami dan mobil Atilla dari kejauhan


Inilah alasan kenapa Aldo adalah salah satu travelmate favoritku!

Berbeda dengan valley pertama yang hanya melulu perbukitan... Monks Valley menawarkan pemandangan spektakuler bebatuan yang disebut fairy chimneys atau hoodoo. Bentuknya mirip jamur payung ya, Readers? Banyak banget sebutan untuk batu ini, bahkan di Prancis mereka disebut demoiselles coiffées alias ladies with hairdos. Plis jangan tanya apa nama yang diberikan Ananda dan Aldo, dua makhluk yang lebih sering tidak waras daripada warasnya, untuk batu ini. Plis, jangan. :(

Tessekurler, Atilla, for all those great things you've done for us

Destinasi ketiga (dan yang paling fail dalam sejarah Turkey Trip ini) adalah kota bawah tanah bernama Kaymakli. Kapadokya memiliki 36 kota bawah tanah dan Kaymakli adalah yang terluas di antaranya. Dibandingkan museum pertama, situs satu ini lebih ramai pengunjung. Para wisatawan biasanya datang berkelompok dan menyewa jasa guide dalam berbagai bahasa asalnya. Kami? Hahaha, jangan ditanya... tentu tanpa guide! Teman-temanku yang lain tampaknya tidak meminati sejarah, sehingga aku mengalah dan mengikuti selera wisata jenis "explore and capture" mereka. Kaymakli memiliki 4 lantai bawah tanah dan diperkirakan mampu menampung 3500 orang di dalamnya. Wah, muat dong ya buat seluruh STANers 2010... ^^

Kelamaan di situs ini bisa mengakibatkan lordosis akut atau fraktur tulang belakang

Actually, Readers... this site is kind of creepy...

Sulit memang untuk menikmati underground city ini tanpa jasa guide. Kita tidak akan tersesat jika kita tetap mengikuti arah panah biru untuk masuk, dan panah merah untuk keluar. Hanya saja setiap ruangan nampak mirip dan tidak menarik untuk dikunjungi lama-lama. Kami seringkali stuck di suatu ruangan atau dalam terowongan karena di ujungnya ada rombongan turis yang sedang mendengar penjelasan dari si guide. Puji Tuhan, aku membawa Counterpain dalam ransel. Semoga bisa mengobati punggung yang nyaris bungkuk ini.

Banyak ruang kosong untuk sesi foto hits ala anak gaul Instagram
Ini salah satu selfie HITS! :) Jangan tanya apa makna pose kami. Jangan.

Atilla juga mengajak kami mengunjungi cave hotel-nya yang sedang dalam pembangunan. Awalnya dia menjanjikan bahwa aku akan jadi orang pertama yang menempati cave hotel, tapi ternyata penyelesaiannya mundur dari awal Juli. Masih banyak yang perlu dipoles dan ditata lagi. Rumah baru Atilla ini dasarnya dari cave dan 'diukir' menjadi bentuk rumah yang lebih modern, namun dinding dan langit-langit akan dibiarkan dengan bahan kapur gua. Wah, pasti tinggal di dalamnya adem sekali, tidak butuh AC lagi. Teman-teman yang berencana ke Kapadokya setelah Juli 2016, monggo menginap di cave hotel Atilla ya. Dia menjanjikan akan memberi potongan harga 20% lhooo!

Setelah menikmati lezatnya masakan Atilla untuk makan malam dan mengantar Mayra yang akan berangkat ke Pammukale, kami bersama Atilla memutuskan untuk having a nice chit-chat di balkon flat sambil menikmati cahaya senja. Makan malam? Senja? Ya, kawan. Sunset di Kapadokya berlangsung setelah pukul 20.00, lebih lama lagi dari Hong Kong dan Korea. Kuat banget ya para umat Muslim yang merasakan puasa di Turki ini. :)


Rabu, 6 Juli 2016
The good side of traveling without tour arrangement adalah kita bisa mengutak-atik itinerary sesuka hati. Seperti yang kami lakukan hari ini. Seharusnya kami sudah berada di Pammukale hari ini, mengikuti jadwal Mayra, tapi demi niat gigih untuk terbang dengan balon udara, kami putuskan extend sehari lagi tinggal di Kapadokya dan mencoret Pammukale dari itinerary.

Readers, lewat traveling kita bisa belajar banyak tentang melepas dan mengikhlaskan. Termasuk juga keputusan mengenai balon udara dan Pammukale. Sudah mencoret Pammukale yang terkenal dengan calcium travertines dan situs hierapolis-nya, kami akhirnya mengikhlaskan juga 'nasib tidak berjodoh' dengan balon udara. Cuaca hari itu padahal terlihat sangat bagus dan langit sama sekali tidak berawan. Apa daya... air traffic controller mengatakan bahwa angin terlalu kencang dan tidak cocok untuk menerbangkan balon udara. Sedih? Sudah pasti.

Percobaan naik balon udara pagi ini justru menghasilkan kenalan baru.
These two on left side are newlyweds couple from Indonesia :)

Siang harinya, setelah sempat tidur beberapa jam, Ananda dan Aldo menyeretku ke tempat pesiar mereka saat hari pertama -- ketika aku masih di pelukan Qatar Airways rute DOH-IST -- kota Göreme. Dari Ürgüp seharusnya cukup satu kali saja naik bus seharga 10-15 TL, tapi bus ini berangkat sejam sekali dan kami baru saja tertinggal bus yang berangkat 10 detik lalu. Kebetulan ada 2 turis wanita Amerika yang sedang buru-buru menuju Konya lewat Göreme, dan mengajak kami untuk take a cab together demi penghematan. Kami berbagi ongkos 10 TL/orang untuk taxi sharing ini.



Amulet Mata Biru bernama "Nazar", semacam jimat yang dipercaya bisa mengusir roh jahat





"Akan ada masanya kita capek melihat batu dimana-mana." - Ananda
Betul juga sih. Apa yang kami lihat di Göreme? Lembah berbatu lagi! Hahaha what do you expect? Disini kami juga berwisata keliling kota melihat restoran-restoran yang lebih variatif dari yang di Ürgüp, lalu (akhirnya) mencicipi kelezatan es krim susu kambing khas Turki, serta merasakan sensasi ditanyai terus-menerus: "Brothers, are you from Indonesia?" Percaya atau tidak, (turis) Indonesia benar-benar terkenal di Turki.

Kalap ketemu nasi di restoran China. Rasanya sih biasa aja, tapi yang penting NASI!
Menikmati Turkish ice cream di negara Turki, how cool is that.

Dari Göreme kami kembali ke Ürgüp dengan, lagi-lagi, taksi! We were in a hurry, jadi setelah 1 jam menunggu bus tanpa hasil... kami pun naik taksi bersama supir -- yang sangat ganteng -- dengan laju mengemudi layaknya Rio Haryanto. Ajib! Sebelum balik ke Evka, kami menyempatkan diri belanja oleh-oleh terlebih dulu di downtown, khawatir kalau-kalau di Istanbul tidak ada pilihan souvenir khas Kapadokya.

Apa cari, Kak?!
Selain "Nazar", balon udara adalah salah satu souvenir khas Kapadokya

Drama kembali terjadi detik-detik terakhir berada di Kapadokya: kami hampir ketinggalan bus! Aku dan Ananda keasyikan packing sambil curhat (dan menunggu Aldo selesai mandi) sampai-sampai tidak sadar bahwa waktu sudah menunjukkan pukul 19.15 padahal bus kami ke Efesus akan berangkat tepat pukul 20.00. Wah! Atilla sedang merayakan Idul Fitri di rumah keluarganya sehingga kami harus naik dolmus menuju downtown, padahal dolmus itu jarang ada lho, layaknya kesempatan DL luar negeri. :(

Dalam keadaan terdesak seperti ini, aku bahkan sampai mencoba untuk hitch-hiking. Sayang, percobaan pertama (dalam seumur hidup) itu dijawab dengan sinyal penolakan. :( Melihat jam yang sudah menunjukkan angka 19.35, Ananda pun berujar penuh keyakinan, "Nggak bakal sempet nih, Lin." Di antara semua rasa panik dan keringet dingin sambil tetap berdoa tanpa henti... tiba-tiba muncullah sesosok pahlawan berwujud mobil oranye bertulisan besar: TAXI. Puji Tuhan! Si sopir mau mengantar kami ke terminal meskipun sebenarnya dia sedang dalam perjalanan pulang. Ah, God is so good!


Harusnya sih cuma 10-11 jam aja naik overnight bus ke Efesus. Harusnya.
Sampai jumpa lagi, Kapadokya. Semua bukit, batu, dan setiap sudut wilayahmu sudah sukses memukau kami. "Kita harus balik lagi kesini," adalah janji yang terucap berkali-kali sepanjang perjalanan meninggalkan Kapadokya. Kita harus menuntaskan keinginan naik balon udara. Harus. :)

to be continued...

***
PS. Most of the photos in my blog were taken with both my A37 and Find7. Tapi beberapa di antaranya kuambil dari kamera Ananda (the ones using fish-eye lens and, mostly, filtered) dan Aldo (the ones in 16:9 dimension). Sebagian besar memang sudah pernah di-upload ke media sosial Instagram dan Path, tapi semoga kalian tidak bosan yaaaa~

The photos are just too cute to only be uploaded once ;)

2 comments:

  1. Kereeeeennnnnnn...... smoga bs berbagi itt dan info more and more...

    ReplyDelete
    Replies
    1. Ah terima kasih banyak.. Itinerary akan dipost beberapa hari lagi sbg penutup rangkaian cerita :) mampir lagi yaaa

      Delete