December 08, 2018

Istana, Taman, dan Museum - England-Ireland Trip Pt. 2

Hari ini jelajah kota London akan kami lakukan lebih komprehensif lagi, toh sudah istirahat nyenyak semalam di kamar Hotel Langham yang super nyaman. Destinasi kami hari Minggu ini adalah Istana Buckingham, Istana Kensington, Taman Hyde, Museum Sherlock Holmes, dan Museum British. Untuk menuju ke tempat-tempat ini kami banyak berjalan kaki. Asyik banget deh jalan-jalan di London, rasa capeknya terkalahkan oleh rasa bahagia ketika melihat sudut-sudut kota yang cantik.

Istana Buckingham ramai pengunjung

SUNDAY, 27 MAY 2018
Selamat pagi, readers! Meskipun sedang liburan di luar negeri, aku tetap saja terbangun sekitar jam 7.00 pagi. Eits, bedanya ini bukan dalam rangka mengabdi bagi negara, tapi demi memenuhi niat suci dan tulus menjalankan itinerary London Trip hari ini. Hahaha.

Aaaah, pagi ini kondisi tubuh terasa segar banget. Rontok sudah semua rasa lelah akibat lari-larian ke Gambir mengejar Damri bandara, nyeri gastritis selama penerbangan, dan menggotong ransel dari Bandara Gatwick ke hotel. Terima kasih, kasur hotel Langham yang empuk tiada bandingnya, sampai-sampai aku merasa seperti tidur di awan.

Selesai mandi air hangat dan berdandan rapi untuk jalan-jalan seharian, aku dan Bang Adi langsung menyerbu restoran hotel. Mari kita 'manfaatkan' fasilitas sarapan yang lezat nan mewah dari Hotel Langham. Yummy!

Sajiannya mungil ya, nggak ada buffet nasi pakai rendang kayak di Indonesia :D

Perjalanan kami mulai dengan naik metro dari stasiun Oxford Circus Underground menuju destinasi pertama kami, Buckingham PalaceReaders tahu dong, istana ini sedang nge-hits di kalangan millenial. Bukan karena sejarahnya atau Sang Ratu, tapi karena bertambahnya keluarga kerajaan dari kalangan rakyat biasa: Meghan Markle. Internet lagi rame dengan foto viral Meghan Markle berpose di depan istana Buckingham sewaktu berusia 16 tahun, eh, tahu-tahu doi sekarang udah jadi calon Ratu Inggris aja!

Berarti aku ada kesempatan ya, readers? 😍 

Hanya butuh 10 menit saja ber-metro dari Oxford Circus ke Green Park Underground, stasiun terdekat ke istana. Pukul 9:50 aku dan Bang Adi menjejakkan kaki di City of Westminster.

Pagi ini kondisi jalanan sedang basah kuyup karena hujan deras semalaman. Padahal sedang ada acara olahraga di Green Park -- taman yang berada di depan Buckingham Palace -- pasti tanah jadi becek dan liat. Tapi ternyata kondisi tersebut tidak mengurangi excitement warga London. Acara tetap berlangsung seru, salah satunya adalah Kids' Activity Club di mana anak-anak bisa mengikuti sejumlah olahraga seperti Circuit Training, Run Long Distance Number, dan Relay Track. Di Indonesia kayaknya masih jarang ya aktivitas seperti ini untuk anak-anak. Biasanya kalo aku melintas di Taman Lapangan Banteng atau Suropati, pemandangan yang terlihat adalah orangtua sibuk berolahraga sementara anak-anaknya duduk di bangku taman, memegang gadget, dan dijaga pengasuh berseragam.


Istana dan ratusan pengunjung. Atau ribuan?

Istana Buckingham terlihat megah dari kejauhan, namun tidak semewah istana dalam bayanganku . Hmmm... apa aku saja ya yang berpandangan begitu karena sudah pernah melihat Versailles dan Peterhof? Ataukah karena area istana sedang dipadati turis dan peserta lari marathon?

Buckingham baru mulai 'berwujud' istana setelah aku berjalan lebih mendekat. Gerbangnya tampak glamor dengan warna hitam bersepuh emas, dihiasi ornamen pada teralis dan fence lamps yang berdiri tegak di kedua betonnya. Pagi itu, gerbang masih tertutup rapat.

Baru kelihatan kayak rumah keluarga kerajaan

Biasanya pada pukul 11.00 - 11.45 pagi, gerbang ini akan terbuka lebar untuk Changing of the Guard Ceremony, salah satu 'atraksi' tak berbayar yang paling ditunggu-tunggu wisatawanUpacara ini dilakukan setiap pagi mulai bulan April hingga akhir Juli. Aku dan Bang Adi sih tidak tinggal lebih lama untuk melihat atraksi tersebut mengingat kami punya jadwal padat yang harus dituntaskan.

Hal pertama yang ingin aku lihat di Buckingham Palace adalah, tidak lain dan tidak bukan, pengawal istana berseragam jaket merah dan topi tinggi berbulu yang bernama "bearskins". Ingatan paling menempel tentang pengawal istana alias Royal guard ini... sudah pasti dari serial komedi Mr. Bean! Hayo... siapa di antara readers yang tidak pernah melihat episode Mr. Bean dan The Royal Guard? Adegan Mr. Bean mengisengi sang Penjaga dengan 'mengajak' foto berdua (ternyata Mr. Bean-lah inventor "selfie"!), meletuskan senapannya secara tak sengaja, hingga menggunting kumisnya!

Seorang royal guardsman sedang bertugas

Sekilas informasi tentang sejarah Buckingham Palace nih ya, Readers:

Sebelum jadi milik keluarga kerajaan, Buckingham awalnya bernama "Buckingham House" milik John Sheffield, Duke of Buckingham. Sang Duke memperoleh tanahnya sebagai hadiah dari Ratu Anne di tahun 1703. Raja George III jatuh hati pada Buckingham House dan kebetulan memang menginginkan tempat tinggal jika sedang berada di London. Raja akhirnya membeli "rumah" ini seharga GBP 28,000 (± IDR 516 juta) pada tahun 1761 lalu dihadiahkan pada sang istri, Ratu Charlotte. 

Pada masa pemerintahan Raja George IV (tahun 1820), Buckingham perlahan-lahan disulap dari townhouse biasa menjadi istana mewah. Bangsawan pertama yang menghuni istana ini adalah Ratu Victoria di tahun 1837. Sejak tahun itulah, Buckingham Palace resmi menjadi official London residence.

Buckingham Palace memiliki 775 ruangan termasuk 19 state rooms, 52 royal and guest bedrooms, 78 kamar mandi, 92 ruang kerja, sebuah bioskop dan kolam renang. Buckingham juga punya kantor pos dan kantor polisi sendiri. Jumlah pekerja di istana sekitar 400 orang termasuk pelayan pribadi, koki, footmen, pembersih, tukang ledeng, tukang kebun, chauffers, ahli elektrik, dan dua orang yang khusus menangani 300 jam di seluruh istana.


Sumber: popsugar.com

Sekarang Buckingham Palace menjadi tempat tinggal Ratu Elizabeth II selama Sang Ratu berada di London. Selama 25 tahun, Buckingham Palace membuka pintu-pintunya untuk kunjungan publik apabila para Keluarga Kerajaan sedang tidak berada di istana. Gimana cara tahunya istana sedang dihuni atau tidak? Dari tiang bendera di puncak istana, jika ada bendera yang berkibar berarti Keluarga Kerajaan sedang menempati istana. Saat aku dan Bang Adi di sana, tiangnya tanpa bendera.

Benderanya sendiri adalah bendera istimewa yang disebut "Royal Standard". Bentuknya terbagi atas 4 kuadran dimana Kuadran 1 dan 4 melambangkan Inggris, Kuadran 2 melambangkan Skotlandia, dan Kuadran 3 melambangkan Irlandia. Dalam protokol kebenderaan, Royal Standard adalah yang tertinggi, hanya dikibarkan di bangunan tempat Sang Ratu sedang berada. Bendera ini lebih tinggi posisinya dari bendera U.K. -- Union Jack -- dan tidak pernah berkibar setengah tiang.

Buckingham Palace di latar belakang terlihat tanpa bendera Royal Standard

Tahun 2018 ini, Buckingham Palace dibuka untuk publik mulai hari Sabtu, 21 Juli 2018 sampai Minggu, 30 September 2018. Readers bisa melakukan tur istana dengan highlights: 19 State Rooms, the Palace Gardens dan the Royal Mews. Tiket untuk dewasa dijual mulai harga $32 hingga $52 tergantung paket tur yang dipilih, sementara anak-anak di bawah 5 tahun tidak dipungut biaya. Jika membeli tur dari Royal Collection Trust dapat, tiketnya dapat ditukar menjadi one-year pass yang bisa memberi kalian complimentary admission selama 12 bulan.

Kalau nanti berkesempatan untuk keLondon lagi dan bisa ikut tur Buckingham, aku pengen banget melihat "The Throne Room". Ruangan satu itu selalu menjadi latar belakang (backdrop) untuk sesi foto royal wedding termasuk pernikahan Meghan Markle beberapa waktu lalu.

The Victoria Memorial

Patung emas Winged Victory dan patung perunggu emas dan wanita perlambang "Pertanian"

Aku dan Bang Adi menghabiskan sekitar 20 menit di Buckingham Palace. Teman-teman pembaca setia tentu tahu bahwa aku paling tidak betah berada di tengah keramaian 😅 Susahnya mengambil foto yang bagus karena banyak orang terus berlalu-lalang. Jadi, maaf ya kalau tidak ada foto di atas yang wallpaper-able. Hahaha.

Dari Buckingham Palace, belum afdhol rasanya kalau tidak singgah juga ke Kensington Palace yang berjarak sekitar 3,5 km dari sini. Jauh? Lumayan sih, tapi tidak akan terasa kalau kita singgah duduk-duduk dulu sebentar di Hyde Park yang berada di tengah kedua istana. Toh Hyde Park juga salah satu must-visit park di London. Oke, mari menuju Kensington! Kami berjalan kaki santai melintasi Green Park. Ada satu taman lagi yang mengapit Buckingham Palace, yaitu St. James's Park di sisi timur.


'Membelah' Green Park

Di ujung jalur yang kami lewati, terdapat The Wellington Arch yang awalnya ditujukan sebagai gerbang masuk menuju Buckingham. Wellington Arch merupakan monumen peringatan kemenangan Duke of Wellington (salah satu dari Seventh Coalition) atas Emperor Napoleon Bonaparte dalam Battle of Waterloo tahun 1815. Di puncaknya terdapat patung perunggu terbesar se-Eropa yang menggambarkan Angel of Peace turun di 'Quadriga' Perang -- a four-horsed chariot. Pada upacara Changing of the Guard, pasukan Household Cavalry akan berkuda melintasi gerbang ini.

Wellington Arch, di puncaknya terdapat patung perunggu terbesar se-Eropa

Posisi Wellington Arch di pertemuan Kensington St. dan Piccadilly St.


New Zealand War Memorial di timur laut gerbang Wellington Arch

Setelah menyeberangi jalan Knightsbridge, tibalah kita di Hyde Park. Ini adalah taman yang paling besar dari empat Royal Parks yang berada di Kensington Palace hingga Buckingham Palace. Free speech dan demonstrasi begitu sering dilaksanakan di Hyde Park, sampai-sampai dibangunlah suatu area bernama Speaker's Corner untuk mendukung gerakan free spech and debate sejak tahun 1872. Taman ini juga beberapa kali menjadi tempat konser musik rock gratis sejumlah artis besar seperti Pink Floyd, The Rolling Stones, bahkan... QUEEN! Taman ini buka setiap hari mulai dari jam 05.00 hingga 00.00 tengah malam dan selalu ramai pengunjung tak peduli musim apapun.



Serasa dunia milik berdua

The Rose Garden, salah satu area di Hyde Park

Salah satu kenangan yang membekas bagiku adalah pencarian lokasi Diana Memorial Fountain. Ini adalah salah satu area di Hyde Park yang paling dibanggakan. Aku ingat betul berkali-kali mencoba menajamkan pandangan ke pelosok taman untuk melihat adanya air mancu, wong namanya "fountain" ya sudah jelas air mancur dong ya? Apalagi ini memorial-nya Putri Diana, harusnya sih besar dan grandeur gitu. Eh, usut punya usut, ternyata area yang dimaksud 'hanyalah' berupa lingkaran batu granit yang dialiri air. 😁

Sepasang penjaga taman berkuda melewati park benches area

The Serpentine, danau di tengah Hyde Park yang hari itu ramai oleh angsa

The Albert Memorial

Sudah 1 jam berjalan kaki dari Buckingham dan keliling Hyde Park, akhirnya telapak kaki mulai berdenyut protes: saatnya istirahat. Kami keluar dari Hyde Park lewat Albert Lawn Exit, dekat The Albert Memorial, dan terus berjalan ke arah Kensington Palace.

Puji Tuhan, di tengah perjalanan Bang Adi menangkap 'sesosok' logo McDonald's melekat di halte. Apakah ini petunjuk untuk makan siang fast food saja? 😂 Beliau langsung gesit mencari petunjuk arah ke McDonald's Kensington High Street di Google Maps.

Aku jarang kok, readers, makan fast food begini. Serius. Kalau lagi di luar negeri, apalagi di negara-negara mahal (Eropa!), restoran cepat saji jadi penolong untuk kantong yang mudah menipis. Nanti begitu Indonesia baru kita 'tebus dosa' lagi dengan makan buah sebanyak-banyaknya hehehe.

Selesai mengisi tenaga, kami lanjut jalan kaki lagi ke Kensington Palace. Nah readers, sayang sekali di destinasi satu ini aku tidak banyak mengambil foto. Mungkin karena jam 1 siang itu matahari sudah terik sekali sehingga susah melihat layar kamera, atau karena sinar matahari membuat angle foto di manapun jadi backlight. Entahlah. Nanti kalau aku sudah meminta foto-foto London Trip dari Bang Adi, akan kuperbarui blogpost ini yah.

Patung Queen Victoria, ratu yang lahir dan besar di Kensington Palace

Kensington Palace

Kunjungan kami selanjutnya adalah ke destinasi impian sejak dahulu kala: Sherlock Holmes Museum. Cara termudah ke museum ini adalah naik metro dengan tujuan akhir stasiun Baker Street Underground. Butuh 27 menit perjalanan ber-metro dari stasiun High Street Kensington.

Cari saja antrian yang mengular, sudah pasti itu Museum Sherlock Holmes

Dari Baker Street St. mudah saja menemukan Museum Sherlock Holmes, cukup mencari kerumunan turis. Hahaha. Kami sudah tahu bahwa museum satu ini berada di lokasi yang kecil dan sempit, toh konsepnya adalah rumah tinggal milik Mrs. Hudson yang disewakan pada Sherlock Holmes dan Dr. Watson di Baker Street. Tokoh-tokoh ini menempati rumah tersebut pada periode tahun 1881 - 1904. Lucunya, bangunan Sherlock Holmes Museum sendiri berada di 239 Baker Street, bukan 221B seperti di novel, hehehe.

Sherlock Holmes Museum

Aku dan Bang Adi mengantri di belakang 10 orang setelah sebelumnya membeli tiket dari toko suvenir di samping museum. Karena tidak ada tanda atau petunjuk tentang loket karcis, jangan segan bertanya kepada orang-orang di sekitar. Jangan sampai kalian terlebih dulu berbaris mengantri, menunggu 30 menit, baru kemudian kebingungan ketika diminta penjaga museum untuk menunjukkan karcis. Jika bersama teman, pastikan ada yang menjaga antrian sebelum kemudian pergi membeli tiket.

Harga tiket untuk dewasa sebesar GBP 15, kedengerannya murah ya readers? Tapi hati-hati kena serangan jantung kalau setelah konversi mata uang harganya ternyata IDR 275 ribu! Hahaha. Gile sih Inggris ini mahal banget. Mau murah, Lin? Pesiar sekitar Indonesia aja coba 😀

Tur museum dilakukan secara grup sekitar 10-12 orang. Setiap grup mendapat jatah waktu 30-45 menit untuk berkeliling di rumah yang kecil ini. Kami hanya mengantri sekitar 15 menit sebelum akhirnya mendapat giliran masuk.


Museum guide menjelaskan kisah-kisah museum di ruang duduk Sherlock Holmes
Seorang guide dengan aksen British yang kental namun mudah dimengerti langsung membawa kami ke ruang duduk Sherlock Holmes di lantai 1. Selama 5 menit, si guide menjelaskan beberapa hal penting tentang museum dan menjawab pertanyaan pengunjung. Salah satu yang bertanya adalah, "Is Sherlock Holmes real?" Tentu saja jawabannya, tidak. Dia benar-benar tokoh fiktif.

Museum benar-benar diciptakan serupa dengan kisah Sir Arthur Conan Doyle. Suite milik Sherlock Holmes berada di lantai 1, terdiri dari ruang kerja, kamar tidur, dan laboratorium. Persis cerita di novel, diperlukan 17 langkah untuk mencapai ruang kerja Sherlock Holmes dari hall (lorong pintu depan). Sedangkan Dr. Watson dan Mrs. Hudson menempati kamar-kamar di lantai 2. Lantai teratas difungsikan museum sebagai tempat pameran sejumlah patung lilin tokoh-tokoh novel Sir Doyle dan reka ulang adegan-adegan serial Sherlock Holmes Granada Television tahun 1984. 


Salah satu setting kasus Sherlock Holmes. Ada yang tahu ini cerita apa?
Readers penggemar berat Sherlock Holmes, wajib sih datang ke museum ini. Dijamin begitu keluar kalian akan mempertanyakan lagi... masa sih Holmes dan Watson cuma cerita fiktif??? Hahaha. Tapi bagi yang nggak begitu suka Sherlock Holmes maupun museum, sebaiknya cari tempat wisata lain yang lebih layak untuk menerima uang IDR 275 ribu kalian. Jangan sampai merugi!


Tampak luar British Museum

Belum puas dengan satu museum, Bang Adi mengusulkan satu museum lagi yaitu British Museum. Ini adalah museum terpilih dari 3-4 museum yang sempat masuk to-visit-list diantaranya Natural History Museum dan Museum of London. HTM-nya sama juga kayak Sherlock Holmes yaitu £8/orang, tapi yang ini terasa lebih worth it karena gedungnya luas banget. Satu jam kami habiskan berkeliling, itu pun disela 20 menit nongkrong di kafe karena kecapekan hahaha.

Lagi-lagi di museum ini aku tak banyak mengambil foto. Lebih asyik melihat dan menikmati exhibitions sih, itu pun beberapa galerinya kami lewati karena sudah pernah melihat yang lebih lengkap di Museum Hermitage, Rusia. 






Sebelum kembali ke hotel, aku dan Bang Adi mampir dulu ke Primark untuk membeli beberapa kebutuhan outfit. Tapi nih readers, salah banget kalo singgah ke Primark pas lagi berhemat... dijamin bakalan kalap! Nanti ya di akhir cerita baru kuungkapkan berapa duit yang kuhabiskan hanya untuk belanja di Primark. Hahaha.

Besok rencananya kami akan main yang jauh! Ke mana? Ke... Stonehenge! Tunggu ceritanya ya Readers. Terima kasih sudah mampir!  🙋

2 comments: