May 31, 2017

Kalap Belanja & Jualan - Russia Trip Pt. 2

Following the sad news about Moscow's violent storm happened 3 days ago, I'd like to express my deepest condolences to the victims and families. May this bad weather end soon.


Hari kedua backpacking di Moskow, kami langsung membuat dua keputusan besar: menghabiskan duit belanja suvenir lucu di Izmailovo Market dan membuka bisnis tumbler Starbucks Matryoshka. Hah, backpacking sambil berbisnis? Kok bisa? Bisa dong... tapi sebelum bercerita, aku mau mengingatkan readers yang akan nge-trip ke Moskow untuk terlebih dahulu mengunduh aplikasi Yandex.Metro dari Playstore/AppStore. Aplikasi ini membantu banget lho dalam menggunakan metro dari satu stasiun ke stasiun lainnya. Cukup dengan meng-input nama stasiun awal dan tujuan, kalian bisa tahu jalur metro mana yang harus ditempuh. 

Sembari belanja, sembari foto-foto


Sekarang kita mulai cerita lengkapnya:


DAY 2. SUNDAY, MAY 7. MOSCOW.
Saking bersemangat untuk menyambut hari pertama tour de Moskva, Bang Adi bangun jam 6 pagi dan tega-teganya membangunkan kami agar dia tidak melek sendirian. Hastaganaga. Cobaan apa ini, Gusti. Padahal kan kami baru memejamkan mata 5 jam yang lalu.
k
Jika berpatokan pada itinerary, hari ini kami akan langsung mengapeli icon Rusia yang telah begitu terkenal di mata dunia: St. Basil's Cathedral. Sayangnya... Rusia masih menyimpan satu 'surprise' lagi untuk kami. "No lollipop church for you today, fellas!" she said.

May 29, 2017

Bye, Dua Juta Rupiah - Visa Rusia

In spite of desas-desus bahwa visa Rusia itu sulit didapat, Bang Adi, Vani, dan aku lancar saja memperolehnya. Puji Tuhan. Semuanya tentu tak lepas dari sentuhan tangan dingin Bang Adi yang tau-tau udah menemukan hotel dan tiket kereta PP Moskow-St. Petersburg (paid, bukan sekadar booked). Padahal situs pembelian tiket kereta tersebut tidak punya opsi bahasa selain Rusia, toh Bang Adi bisa sukses menggondol tiga tiket berkat bantuan Google Translate hahaha.

Ketentuan tiket dan hotel ini memang yang paling susah dipenuhi, karena berarti persiapan kita sudah harus matang. Kita harus tahu pengen ke mana saja dan tinggal di mana, jangan sampai ada satu malam yang terlewat tanpa keterangan reservasi hotel. Syarat ini bertolak belakang 180° dari visa Schengen yang hanya memerlukan reservation atau dummy booking tanpa harus fully paid.

Ilustrasi Visa Rusia
Source: Russiau

The only drama happened here adalah aku dan Bang Adi baru ingat kami punya rencana Phuket Trip seminggu lagi! Padahal paspor harus diinapkan 2 minggu untuk visa Rusia biasa. Jadilah kami merelakan ekstra duit, dari yang normalnya USD 70 menjadi USD 140 (Rp 1,960 juta), demi penyelesaian express 1-3 hari kerja. Yes, you read it correctlyhampir Rp2 juta hanya untuk visa. Jangan panik... kalau kalian tidak buru-buru, biaya visa standar "cukup" Rp980 ribu kok.

May 27, 2017

Imigrasi, Jodoh, dan Lift - Russia Trip Pt. 1

Rusia memang penuh kejutan. Baru hari pertama, kami langsung merasakan berbagai emosi ups and downs: naik pas menghadapi petugas imigrasi, turun saat ber-'jodoh' dengan Mas Wawan, trus kembali dibikin naik oleh gedung dan lift apartemen, hingga akhirnya turun lagi setelah melihat cantiknya flat kami di Moskow. Life is always full of surprise, isn't it?


I can probably write my own book about this country

Nah, mari kita mulai!

Seakan belum puas reuni dengan mantan (travelmate) satu ini, aku kembali 'menggandeng' Bang Adi untuk jelajah Rusia. Eh... Lebih cocok disebut, "nemplok ke Bang Adi" sebenarnya, hahaha. Lalu agar trip dijauhkan dari godaan setan *uwopo* kami juga ditemani seorang traveler kinyis-kinyis yang kerap mengaku newbie, namanya Novrani Sitohang. Tak beda jauh denganku, Vani yang dulunya sekantor dengan Bang Adi juga sering mewanti-wanti, "Bang Adi, next trip aku mau diajak dong!" hingga akhirnya diwujudkan pertengahan tahun ini. Bukan hanya Vani yang merasa sukacita karena akhirnya turut serta di "Supriadi Tours & Travel", aku pun girang bukan kepalang saat tahu doski seorang Fuji user. Yihaay! Sesi foto-foto makin terselamatkan oleh newly bought fixed lens milik Bang Adi. Aku nge-cup posisi sebagai model aja ah, titik. (Model Trubus.)

Duo Kinyis-Kinyis

Satu bulan dari tanggal keberangkatan kami bertiga sudah sibuk berkemas, menyiapkan segala peralatan tempur untuk bertahan hidup 8 hari di Rusia. Apa saja itu?

May 22, 2017

Serba-Serbi Visa Schengen via Kedubes Jerman

Visa Schengen ini adalah visa yang, pada dasarnya, diperoleh dengan berbohong. Hahaha. Setidaknya dalam kasusku pribadi: dummy booking tiket pesawat dan penginapan benar-benar "palsu", alias tidak akan mungkin kupakai. Begitupun dengan susunan itinerary perjalanan, semuanya fiktif belaka. 

Hal ini normal dan wajar sih, tapi bagi aku yang beberapa kali apply visa dengan berkas-berkas yang "jujur", pengurusan visa Schengen terasa berat. Mungkin rasa bersalah ini jugalah yang akhirnya memengaruhiku untuk memilih Kedutaan Besar Jerman sebagai tempat apply visa Schengen. Setidaknya, aku berkata jujur saat bilang: "Jerman adalah negara pertama dan terlama yang akan dikunjungi dalam Euro Trip".

Visa Schengen (source: Pegipegi)

Keputusan memilih Kedubes Jerman ini juga didorong oleh Kang Fauzi Agustian a.k.a Oji, salah satu senior di kantor. Bukan sekadar "senior" malah, doi ini ruang kerjanya tempat berada sebelah kubikelku, otomatis dialah yang jadi narasumber utama untuk setiap masalah pervisaan Schengen.

May 20, 2017

Yang Berkesan - Russia Trip

Sebenarnya, semua ide nge-trip ke suatu negara baru dimulai dengan satu hal. DOA. Eh, dua hal ding: Doa dan TIKET PROMO. Atau digabung: berdoa untuk mendapat tiket promo. Begitu juga kasusnya dengan Russia Trip kali ini, semua diawali kabar sukacita, "Ada tiket promo 4 jutaan ke Rusia!" Oh ya, informasi tadi sekaligus menjawab pertanyaan beberapa teman ya, apakah aku membeli tiket dahulu baru mengurus visa, atau sebaliknya. Akan jauh lebih tenang jika sudah bermodalkan tiket pesawat, menurutku.


Welcome to the beginning of the story!