October 19, 2019

Canopy Walk & Lagoon Kayaking - El Nido Trip Review Pt. 2

Mabuhay! Aku, Kak Vani, Bang Adi, Bang Tommy, Goen, dan Yosa bangun lebih awal dibandingkan kemarin. Semua karena niat suci tulus untuk menjajal Canopy Walk! Bang Adi paling bersemangat untuk aktivitas ini, sejak malam sudah diwanti-wantinya kami agar tidak begadang dan memasang alarm jam 6.30 pagi full volume . AHSIAAAAP!

Main highlight of the day!

Hari 3
4 Februari 2019

Sebelum berangkat, kami sarapan dulu agar bertenaga untuk menaklukkan dunia 💪 Karena di post sebelumnya aku lupa mencantumkan foto sarapan kami, kali ini aku jelasin ya. Ada beberapa jenis Filipino breakfast yang terkenal di kalangan turis, salah satunya adalah "Tapsilog" yang merupakan akronim dari tapa (daging sapi olahan), sinangag (nasi goreng), dan itlog (telur). Tapa adalah masakan daging sapi dengan bumbu kecap, sari lemon calamansi, gula coklat, bawang, dan lada hitam. Sinangag digoreng dengan banyak bawang putih sehingga menghasilkan aroma dan rasa yang sangat gurih. Sedangkan Itlog biasanya disajikan dalam bentuk sunny side-up alias ceplok.

Hayooo yang mana yang Tapsilog?


Lagi-lagi... breakfast with a view!
Salah seorang teman salah mengartikan spot ini sebagai rock climbing via ferrata serupa yang di Gunung Parang. Meski punya nama lain "El Nido Taraw Via Ferrata', sama sekali tidak ada sesi panjat tebing di sini. Di canopy walk kita memang akan berjalan melewati besi/scaffolding, tapi medannya tidak sulit dan berbahaya kok. Hmm, mungkin sedikit berat jika kamu takut ketinggian. Tapi tenang saja, pemandangan yang menanti di puncak sangat worth the effort!

Siapalah yang tiap langkah tiap detik ngerekam video untuk instastory? 😎
Taraw Cliff El Nido Canopy Walk adalah wisata wajib bagi pengunjung El Nido. Sudah puas menyaksikan kecantikan bawah laut, sekarang saatnya melihat paras indahnya dari ketinggian ±230 meter di atas Jurang (cliff) Taraw. Serupa paket tur islands hopping, kalian juga bisa memesan paket wisata ini on the spot dari resepsionis hotel/agen tur ya. Kami membayar 400 peso per orang kala itu. 

Canopy walk sepenuhnya aman karena kita langsung diperlengkapi dengan safety gear berupa helm dan harness sejak awal perjalanan. Nanti harness akan digunakan ketika menyeberangi jembatan gantung sepanjang 75 meter dengan ketinggian 30 meter. WOOHOO! Di sini paling penuh drama. Siapa lagi kalo bukan Bang Adi dan Bang Tommy yang ramai berteriak tiap kali jembatan mulai bergoyang 😂 Untunglah pagi itu kami pengunjung satu-satunya (meski bukan yang pertama), jadi tidak mengganggu ketenangan publik. Palingan si guide saja yang geleng-geleng kepala melihat kelakuan kami, hahaha!

Safety gear dipasang setelah membayar tiket

Pemasangan harness di jembatan gantung


Mengantri

Oh ya, meskipun perjalanannya 'mudah', aku tetap menyarankan readers untuk menggunakan sepatu atau sandal gunung yah mengingat ada sejumlah batu karst yang perlu didaki/dituruni sepanjang perjalanan.

Berasa syuting film Jurassic Park! 😍

Setelah 30 menit trekking, inilah pemandangan spektakuler yang menyambut kami... Nggak ada lagi yang perlu diceritakan, Readers, pokoknya memukau sekali! Di pagi hari seperti ini, matahari sedang bersinar tepat ke arah teluk, jadi kebayang dong cantik (dan silau)-nya. Adegan selanjutnya tentu saja sesi foto-foto individual dan bergrup. Untunglah, selama 15-20 menit, hanya kami yang ada di puncak canopy itu jadi tidak bikin antrian mengular.

Cakep parah, asli!

Ekspresi kesilauan karena selfie menantang matahari hahaha

Cieeee yang lagi ngantri foto...



Sepulangnya dari Canopy Walk, kami kembali ke hotel untuk langsung bersiap-siap islands hopping jam 9 pagi. Untuk wisata Canopy Walk sendiri dibuka hingga jam 5 sore, tapi kami hanya punya waktu pagi-pagi karena harus menuntaskan paket Tour A. Selain itu, matahari pagi sepertinya lebih cantik untuk memotret view Teluk Bacuit dari ketinggian canopy ini.


Anyway, hari ini tur berawal drama karena kami ternyata berganti agen tur. Sudah mau berjalan ke arah tour guide yang kemarin, eh tahu-tahu diteriakin oleh tour guide yang lain, "No, no! You're with me!" Huhuhu... asli sih sedih beneran, nggak bohong. Padahal geng kami sudah bonding banget dengan para guides yang kemarin 😢 Rupanya kemarin kami harusnya bilang ke hotel bahwa untuk tur hari ini (Tour C) kami ingin pergi dengan guide yang sama di Tour A. Karena tidak bilang makanya hotel 'menitipkan' kami ke agensi yang berbeda dengan kapal yang juga berbeda.

Kapal agen untuk Tour A hari ini

Destinasi pertama dalam paket Tour A adalah pulau dengan pantai pasir putih panjang yang dinamakan Seven Commando Beach. Salah satu yang membedakan pulau ini dari pulau-pulau El Nido lainnya adalah keberadaan bar kecil yang menyajikan berbagai minuman segar. Aktivitas pertama kami di pulau ini, tentu saja SESI FOTO. Yah ketebak lah ya hahaha, galeri kamera Bang Adi sampai penuh hanya karena sesi-sesi foto individual ini.

Pantai Seven Commando
Puas foto-foto, kami penasaran ingin menyicip salah satu minuman khas Palawan, "Halo Halo" namanya. Minuman ini disajikan dalam batok kelapa, jadi basically ini air kelapa dengan isian daging kelapa, kacang merah rebus, garbanzo, kolang-kaling, nanas, 'boba' (tepung tapioka), susu dan banyak lagi entah apa namanya hahaha. Sekilas isi minuman ini tampak warna-warni, ada merahnya ada ungunya ada kuningnya. Pantas saja banyak turis yang jadi kecanduan halo-halo, rasanya emang seenak itu! Pun harganya 150 peso jika disajikan dalam batok kelapa (buko halo-halo) dan 100 peso jika dalam gelas yang tentu porsinya lebih kecil.

Halo-halo-nya enak sekali!

Adegan perebutan kain untuk mengelap kacamata 😂

Goen, Bang Tommy, dan Yosa sempat snorkeling sejenak. Bang Adi dan Kak Vani berkeliling pulau untuk photo hunting. Aku? Tentu saja berleha-leha di bawah naungan pohon kelapa. Nanti tinggal tagih cerita dan foto saja dari mereka untuk ditulis ke blog, pokoknya aku mau bersantai! 😆


Next stop adalah lokasi yang paling berkesan bagiku, Big Lagoon dan Small Lagoon. Berkesan karena... menjadi kali pertamaku mencoba kayak! Sebenarnya... aku agak lupa, Readers, apakah tempat kami berkayak itu Big Lagoon atau Small Lagoon, yang pasti kami mengunjungi keduanya, dan di kedua lokasi terdapat penyewaan kayak. Feeling-ku sih kami di Small Lagoon ya...

Kayaking in Big Lagoon
Sumber: Journeyera

Main kayak tuh seru bangeeeeet! Mungkin karena faktor lokasi yang begitu indah memukau saat itu, atau mungkin juga karena aku ber-partner dengan Yosa yang sangat ahli dalam mendayung hati wanita sembari tetap jepret sana-sini dengan kamera mirrorless-nya.

Penyewaan kayak ini belum termasuk dalam harga paket, jadi kami harus membayar lagi on the spot kalau tidak salah seharga 300 peso per kayak. Para agen kayak sudah menunggu di mulut laguna, jika ingin menyewa mereka langsung mengantar kayak ke kapal. Kita tak perlu berenang, tinggal turun ke kayak maupun naik ke kapal begitu selesai.

Kumpulan kayak siap untuk disewa di Big Lagoon


Mendayung memasuki Small Lagoon

Co-captain is here!

Pengalaman ber-kayak di dalam laguna ini menakjubkan sekali, readers, you really have to try this once in a lifetime! Berasa kayak lagi syuting adegan di film petualangan! Aku serasa sedang jadi pembawa acara My Trip My Adventure hahaha. Memasuki laguna, kita akan melewati dua batu limestone raksasa yang seakan menjadi pintu gerbang menuju 'surga'. Kehadiran batu-batu limestone inilah yang membentuk laguna di dalamnya terhindar dari arus kencang laut. Hanya kami dan beberapa peserta tur lain yang berkayak, sisanya memilih untuk berenang atau snorkeling. Aku dan Yosa puas mendayung beberapa putaran, adu balap dengan kayak Bang Adi-Goen dan Bang Tommy-Kak Vani, sambil sesekali saling mengoper kamera. 

Muka-muka girang!

"Yosa! Cok foto dulu kami, wey!" Goen berseru dari arah timur laut. Padahal kayak mereka masih jauh dari kami, sekitar 5 juta tahun cahaya.

Bang Tommy dan Kak Vani yang dekat dari kami malah 'anteng-anteng' saja, "Oh jadi orang itu aja yang mau kau foto yah Yos? Padahal udah sebelahan lho kita, nggak kau foto kami. Oh cukstau."




Lalu terjadi adegan track-track-an ala Fast & Furious dengan kayak. Yah, lagi-lagi, untung saja laguna sedang sepi pengunjung 😝 Memori paling seru lainnya adalah saat berusaha keluar dari laguna, kayak kami disambut terjangan arus. Butuh timing dan momentum yang pas untuk mendayung agar bisa keluar. Untunglah Yosa lihai sekali menjadi 'kapten' kayak kami, seolah-olah dia sudah mengenal kayak sejak masih di kelas playground. Hmmmmm.

Halo, kapten! 💕

Tepat jam 12 siang, kapal kami merapat di Shimizu Island untuk makan siang. Setelah/sebelum makan, peserta tur dipersilakan untuk snorkeling atau berenang di sekitar pulau. Serupa dengan Talisay Beach kemarin, pemandangan di sini juga cantik dengan latar belakang tebing limestone ditutup berbagai vegetasi hijau yang menyegarkan mata.


Makan siang

Berpose dulu dengan latar Shimizu Island

Setelah makan siang, kami singgah lagi di beberapa lokasi untuk snorkeling dan refreshing. Kalok yang kemarin kami ke Hidden Lagoon, hari ini kami ke Secret Lagoon. Apa bedanya? Ya beda, tapi sama-sama "tersembunyi" hahaha. Pokoknya ketiga laguna yang kami kunjungi hari ini semuanya berada di Pulau Miniloc. 

Peta paket-paket tur islands hopping di El Nido
Sumber: Nomadicboys

Nah, sepertinya untuk Secret Lagoon ini kami tidak menyimpan foto sama sekali hahaha. Maklum yah, sudah hari kedua dan lokasinya pun mirip-mirip saja dengan Hidden Lagoon di Tour C. Jadi... aku sertakan saja ya foto-foto dari tur hari sebelumnya 😆

Nicki Minaj & Robin Thicke in action

Wooowww Putri Duyung dari mana ini?

'Difotoin' sendal dan pasir 😆

Mohon maaf itu yang paling kiri siapaaa

Seperti Tour C hari sebelumnya, Tour A berakhir pukul 16.30 dan kami kembali ke El Nido jam 5 sore on time. Ini hari terakhir di Palawan maka marilah kita menghabiskan malam dengan... belanja dan hang out! 

Salah satu pembelajaran menarik dari El Nido adalah betapa pemerintahnya sangat berjuang untuk memerangi penggunaan plastik. Tanda "P.E.T Free Zone" ada di mana-mana, bahkan di pulau-pulau sekitar El Nido lho. Agen-agen tur juga selalu mewanti-wanti kami agar tidak meninggalkan sampah plastik di pulau, dan bisa dibuang ke tempat sampah yang ada di atas kapal. A little movement can surely change the world! Semoga seluruh kota di Indonesia juga bisa menerapkan hal ini yah, amin!


Diskusi makan malam apa dan di mana

...kenapa lah ada foto ini di galeri si Yosa. KENAPA YOS?



Ada "Gusto Gelato" juga di El Nido! 

Sekian sudah trip review dari El Nido. Next post aku akan bercerita tentang half day walking tour kami di ibukota Filipina, dan tentunya membocorkan besaran pengeluaran untuk El Nido Trip!

Makasih udah mampir, Readers 💋

0 testimonial:

Post a Comment