May 13, 2016

Kamsahamnida, Seoul!

Day 3. Jumat, 6 Mei 2016
Karena ini adalah hari terakhir menginap di Leo GH Hongdae, aku dan Mama memutuskan bangun lebih awal untuk packing lalu menitipkan koper + ransel di loker Hongdae St. Ngomong-ngomong soal loker... opsi ini sebenarnya sangat meringankan beban backpacker asal siap membayar sekitar 12ribu KRW alias 138ribu IDR untuk sewa loker setengah hari ukuran 50cm x 40cm x 20cm. Mahal? Banget! Tapi lumayanlah daripada harus bawa koper dan ransel 10 kg selama keliling-keliling kan?

Masih ingat dengan kisah "aku dibohongi Google" di post Part 1? Di hari ketiga ini aku malah merasa kecewa dan jengkel karena justru tidak mempercayai informasi Google. Jadi, ketika aku mengecek "Seoul weather may 2016" bulan lalu, Google menunjukkan padaku bahwa pada Jumat, 4 Mei 2016 Seoul akan didatangi hujan deras yang cukup awet. Nah... aku lupa akan hal ini, ehm, "sengaja melupakan" sih sebenarnya karena aku trauma dengan perkiraan 24℃-nya.

Keinginan pake hanbok belum tercapai :(

Begitu keluar dari Gyeongbokgung St., kami disambut hujan gerimis yang nampaknya akan awet. Meski demikian, kami tetap mencoba untuk positive thinking bahwa hujan akan berhenti sebelum tengah hari nanti. Jadi, daripada maksa berpose pakai payung di depan istana, kami memilih untuk masuk ke National Folk Museum of Korea yang letaknya sekompleks dengan Gyeongbokgung Palace sembari nunggu hujan reda.







Do you guys realize that God works in every single thing you do? Well, I do! Termasuk mengunjungi museum ini. FYI, aku adalah penggila museum. Sebisa mungkin museum harus masuk dalam to-visit-list dalam setiap trip-ku. Namun kali ini aku malah tidak tertarik dengan museum ini, dan tetap menaruh si Alpha (Sony Alpha A37) di dalam ransel. Kenapa? Saya juga tidak tahu, Jenderal.

Selesai berkeliling, ternyata hujan masih juga belum reda. Malahan kabut mulai turun dan menutupi atap-atap kokoh Gyeongbokgung Palace. Waduh! Di tengah penantian ini, kami memutuskan duduk di sebuah bangku panjang yang hanya diduduki seorang bule ber-headset di salah satu ujungnya. Langsung duduk, tanpa basa-basi senyum. Tiba-tiba bule ini disapa oleh sekelompok remaja Korea yang hendak mewawancarai doi dalam rangka tugas Bahasa Inggris. Wawancara 10 menit itu nyatanya berhasil menyita perhatian kami juga.

Michael, bule asal Philadelphia USA ini mengungkapkan bahwa tujuannya ke Korea adalah untuk spiritual journey (bayangkan dong betapa kagetnya remaja-remaja Korea tadi) mempelajari Buddha. Aku dan Michael akhirnya terlibat dalam suatu percakapan panjang yang seru, penuh tawa, tentang kehidupan. I am a Christian, he was a Catholic and now a Buddhist, kami banyak membicarakan pengalaman dan sudut pandang masing-masing tentang hidup. That's the kind of conversation I love so much. Ngobrol dengan orang asing yang tidak takut membuka diri, dan juga tidak canggung untuk 'mengupas' lawan bicaranya. Luar biasa. Di akhir percakapan, Michael mengambil fotoku beberapa kali dan meminta difotokan bersama, serta meminta alamat e-mail yang dua hari kemudian dikirimi foto dari iPhone-nya itu. Dalam surel tersebut, Michael mengakui ada sesuatu yang terjadi dalam dirinya, entah apa. He confessed that he was really glad meeting me that day, something inside him changed. Menyebarkan iman Kristen tidak selamanya harus memaksakan orang lain mengakui Yesus, kan? Cukup dengan menunjukkan kasih kita kepada sesama. Trust me, it works so much.

Hello, Michael! :)

Setelah meyakinkan diri bahwa hujan dan kabut tidak akan segera menghilang, kami akhirnya menukar jadwal hari ini dengan esok hari: shopping! Berhubung kemarin aku dan Mama sudah menjejakkan kaki di Dongdaemun yang membingungkan itu, kali ini kami memilih Myeongdong yang katanya surga make-up: Etude, Innisfree, Missha, The Body Shop, you named it. Serbuuuuu~! Dongdaemun St. ke Myeongdong St. cukup menggunakan Line 4-Oido dan hanya berjarak 3 stasiun saja.

Makan siang mewah :'(

Puas memborong make-up dan mencicipi makan siang mewah di Myeongdong, kami melanjutkan perjalanan ke pusat perbelanjaan lain yang katanya memiliki banyak koleksi suvenir khas Korea: Insadong. Hasil googling menunjukkan bahwa stasiun terdekat adalah Anguk St. Tapi... begitu keluar dari Anguk St. kami malah tersesat, Readers. Puji Tuhan setelah bertanya sana-sini tanpa hasil, kami (lagi-lagi!) bertemu gadis-gadis Korea yang baik hati mengantarkan ke deretan toko yang dicari-cari. Wah, Tuhan baik banget! :)




Membuntuti Bang Jona yang lagi 'menang banyak': diajak ngobrol 3 cewek Korea cantik nan ramah!

Harga souvenir di Insadong, bagiku, tidaklah murah. Harga standar. Gantungan kunci dibanderol 30-40K IDR isi 6 pcs. Dibandingkan Thailand atau Kamboja, harga ini masih mahal. Konon, di Dongdaemun atau Namdaemun ada toko/pusat belanja yang lebih murah. Hmm. Mungkin readers bisa mengalihkan tujuan belanja oleh-oleh kesana saja ya :)

Souvenir/oleh-oleh yang menurutku layak dibeli? Kaos kaki! Motifnya sangat menarik, cewek pasti suka kalo dibawain kaos kaki Korea ini. Pas banget deh dengan hobi olahraga running/marathon yang sedang kekinian saat ini. Selain itu, kantong koin atau pembatas kertas bermodel Korea juga bisa jadi pilihan. Aku sempat membeli snowglobe untuk kekasih hati di Indonesia. Sayangnya, benda ini disita karena tidak boleh masuk kabin. Duh... sedih banget rasanya :(

Takut semakin kalap membelanjakan uang, aku dan Mama segera kembali ke GH dengan tentengan yang lumayan. Wah, PR banget menata berbagai belanjaan ini dalam koper... :D

Day 4. Sabtu, 7 Mei 2016
Begitu membuka mata dan bersaat teduh sejenak, aku langsung mengecek kondisi langit Seoul hari ini: Cerah! Tanpa awan! Yay! Akhirnya... hari yang cerah datang juga, setelah kemarin hujan-hujanan seharian. Aku dan Mama pun langsung memilih baju terbaik untuk menunjang sesi foto-foto di bawah sinar mentari yang cerah hari ini ^^

Menggunakan rute subway yang sama dengan yang ditempuh kemarin, kami tiba tepat jam 9 di Gyeongbokgung Palace. Orang-orang sudah banyak mengerumuni lapangan kosong di depan gerbang utama. Ada apa ini? Rupanya setiap jam 9 pagi dan waktu-waktu lainnya dilakukan Royal Guard Changing Ceremonies dimana para prajurit berkostum tradisional melakukan pergantian shift menjaga istana. Despite the crowd, nonton upacara live ini terasa menakjubkan lho. Seakan aku masuk ke dalam K-drama/K-shows tentang dinasti Korea kuno dan terlibat langsung dalam proses syutingnya. Sebagai bonus... semua prajuritnya GANTENG! Serasa melihat belasan Kim So Hyun, Park Shi Hoo, atau Hyun Bin berkeliaran di depan mata. :')

Sejak awal upacara, Mamaku sudah terpaku bersama recorder di tangannya :')







Sedang ada tapping drama kolosal di Gyeongbokgung

Mama dan dua remaja Korea ber-hanbok :)






Istana kedua, Changdeokgung Palace yang letaknya cukup jauh dari Gwanghwamun area. Istana ini disebut-sebut lebih unggul dalam hal kerindangan taman. Ada taman bernama Secret Garden di dalam area istana yang katanya menjadi atraksi utama lokasi, namun sayangnya memasuki taman ini harus menggunakan Guided Tour. Saat kami tiba, tour baru akan dimulai setengah jam lagi sehingga niat langsung diurungkan. Mamaku yang pecinta bunga itu saja tidak mau menunggu, apalagi aku...





Keputusan mengubah jadwal visit Namsan Tower dari kemarin menjadi hari ini adalah keputusan yang sangat tepat. Langit yang begitu cerah hari ini membuat pemandangan saat naik cable car jelas terlihat. Seoul sungguh kota yang indah, perpaduan bukit, hutan, seluruh alam raya dengan bangunan-bangunan pencakar langitnya yang unik terlihat begitu menakjubkan. Pilihlah posisi terdekat dengan dinding kaca, readers, agar puas memotret/merekam keindahan di luar cable car.


Memilih jalan dengan Kak Yola dan Bang Jona berarti harus siap-siap mengalami retak rahang dan kram perut akibat kebanyakan ketawa. Yes! Di Namsan Tower, kami hanya berhenti sampai di dek Love Locks, tempat para wisatawan memasang gembok cinta warna-warni sebagai lambang ikatan cinta dengan pasangan disisinya. Dari dek ini masih harus naik lagi menuju puncak menara, dan kami semua sama-sama tidak bernafsu untuk naik ke sana. "Kayaknya SkyTerrace Hong Kong jauh lebih bagus, sih," celetuk Kak Yola. Kebenarannya belum dibuktikan.



Kembali ke statement awalku, kami menghabiskan sekitar 2 jam di Love Locks area untuk mengomentari dan menertawakan kelakuan para wisatawan lain! Ya ampun, don't try this at home, ya kawan-kawan. Tingkah para turis ini memang sungguh aneh bin kocak, beda-beda satu dengan yang lain. Ada yang cukup puas dengan sekali pose di depan Love Locks, ada yang sibuk mengabadikan tingkah anak balitanya yang bermain-main dengan gembok-gembok, ada juga yang terkesan tidak menikmati dan langsung ingin pulang. Salah satu yang sukses mengocok perut adalah dua orang turis lelaki bergaya necis dan agak flamboyan, masing-masing saling memfotokan dengan durasi 30 menit per sesi foto! Beneran, readers. Lama banget lho dua pria itu proses foto-fotonya. Berbagai lelucon yang dilemparkan Kak Yola dan Bang Jona pun semakin menambah kelucuan momen itu.



"Lin, diam dulu!" saat sudah di cable car kembali dari Namsan Tower, Bang Jona tiba-tiba mengagetkanku. "Coba dengar baik-baik, masih kedengeran lho bunyi shutter kamera dua orang tadi itu!"


NGAKAK!!! :)))





Karena ini hari terakhir, kami memutuskan untuk tidak langsung pulang ke Hongdae. Dari stasiun Myeongdong, aku menemani Mama berkeliling dari satu toko ke toko lain dalam kawasan Underground Shopping Area-nya. Begitu banyak barang menarik di sini, toh Korea memang terkenal dengan kualitas pakaiannya yang di atas China. Untunglah Mamaku tidak memborong apa-apa, aku sudah ngeri saja membayangkan berapa banyak bagasi kami akan overload, hahaha. Aku sendiri membawa pulang 10 pasang kaus kaki lucu yang dibanderol 1,000 KRW per pasang. Lucu-lucu banget, sangat recommended untuk dijadikan oleh-oleh.


Selanjutnya, kami kembali mengitari Myeongdong demi keinginan mencicipi sepotong es krim. Hihihi. Alih-alih es krim, Mama malah mencicipi street snack cumi-cumi... eh, ditambah es krim madu juga, ding! Niatnya sih semua uang kecil/receh mau dihabiskan di berbagai street snack stalls ini, apa daya badan yang mulai lelah akhirnya ngajakin pulang jam 8 malam.


Jadi anak nongkrong Myeongdong :))

Mari kita packing! Ini hal paling menguras tenaga dalam setiap kesempatan traveling, lebih berat daripada trekking mendaki Papandayan ataupun ngurusin visa hahaha...


Day 5. Minggu, 8 Mei 2016. 
Penerbangan jam 09.35 sebenarnya bisa saja kami kejar dengan menggunakan subway biasa yang berhenti di setiap stasiun. Tapi demi kenyamanan dan ketenangan hati, plus kami harus menggunakan timbangan dulu sebelum check-in untuk memastikan isi koper Mama, aku pun memutuskan naik Arex yang lebih mahal dari subway biasa (8,000 KRW). Hasilnya? Sukses dong. Kami satu jam lebih awal duduk manis di boarding gate. Di sini juga akhirnya aku bertemu para Kawanan Horbo. Para Horbos, alias Kerbau in Bahasa Batak, adalah seniorku di STAN maupun IL Cantante Choir yang juga sedang traveling di Korea Selatan, namun dengan rute/destinasi yang berbeda.




Terima kasih sudah mewarnai trip Mama-Anak ini ya, Kak Yola dan Bang Jona :)

Nah... selesai sudah trip review Korea Selatan. Perjalanan selanjutnya di Kuala Lumpur tidak begitu berkesan, hahaha layaknya perjalanan transit pada umumnya. 

Mama, orang paling penting dalam hidupku. Traveling, passion dan prioritas dalam hidupku. Jadi kenapa tidak menggabungkan keduanya? :) Mengajak Mama traveling menjadi momen paling kunanti-nanti sejak hari pembelian tiket, akankah Mama senang? akankah Mama lelah? akankah segalanya berjalan lancar. Puji Tuhan, traveling ke Seoul berdua Mama terbukti menjadi kenangan paling indah yang pernah tergores dalam sejarah jalan-jalanku. "Jalan-jalan kami", tepatnya. Mama yang selalu energik, selalu menyangkal rasa lelahnya, selalu sigap dan gesit, semuanya demi tidak ingin membebaniku. Meski pada akhirnya Mama tumbang juga setibanya di Kuala Lumpur, toh tidak mengurangi semilimeter pun kebahagiaan yang kami rasakan. Maafkan anakmu ini, Ma, belum bisa mengajak jalan-jalan dengan lebih nyaman dan santai. Percayalah, nanti Ade akan bawa Mama ke tempat yang lebih indah, lebih jauh, dengan fasilitas lebih nyaman; Mama cukup duduk santai dan biarkan Ade yang mengabadikan setiap detik lewat lensa kamera ini. :) Terima kasih banyak sudah mau diajak backpacking ke negara asing. Terima kasih selalu mengerti passion traveling ini, Mama satu-satunya orang yang tidak pernah banyak nanya-nanya "Kok Mama nggak diajak? Duit dari mana? Kok enak banget jalan terus, nggak kerja ya?" karena beliau memang orang yang paling mengerti siapa Erlinel sebenarnya, menerima semua sifat burukku (sering jutek dan diem tiba-tiba) dan gaya traveling serbairit (padahal beliau pasti sanggup kalo emang harus keluar duit, pasti.) Aku selalu yakin malaikat itu ada, nyata, berwujud... salah satunya sudah menemaniku mengecap indahnya Seoul - Korea Selatan :) I love you, Mama.

Terima kasih sudah mampir, Readers! :)


-----------
Itinerary and Expense List

Sekadar mengingatkan saja, Readers, bahwa budget Seoul Trip ini tidak bisa disebut ala backpacking. Secara total aku menghabiskan 18-an juta IDR dimana 3 juta-nya semata untuk keinginan pribadi dan oleh-oleh/titipan untuk handai taulan di Indonesia.

Awalnya aku menargetkan budget 10 juta IDR berdua, yang akhirnya sedikit overbudget hingga 4 juta karena berbagai faktor: 1) harga tiket CGK-KUL PP yang mahal karena baru dibeli dua minggu sebelum berangkat; 2) moda transportasi 'mewah' dari Hongdae ke Incheon (naik Arex), dan KL Sentral ke KUL (naik taksi); 3) makan dan beli jajanan tanpa memikirkan duit ^^; dan 4) memilih penginapan senyaman mungkin sehingga harga tidak jadi prioritas.

Apabila readers bisa menekan hal-hal diatas, dan menempatkan uang/budget sebagai prioritas utama, tentunya cukup menyediakan dana 5 juta IDR/orang untuk Seoul Trip. Jumlah segitu sudah include biaya visa, tiket promo, dan biaya penginapan (tipe dormitory atau guesthouse yang bisa sharing berame-rame), namun tentunya exclude biaya belanja dan oleh-oleh. Dijamin deh, Myeongdong, Insadong, dan Namdaemun (yang tidak sempat kudatangi) akan sukses membuat kalian lupa waktu dan lupa diri. HAHAHA.

COMPLETE!

Selain masalah dana, destinasi juga sebetulnya tidak komprehensif di trip ini. Masih banyak lokasi yang belum disambangi: Bukchon Hanok Village, Gangnam Street, Huwon Garden (Secret Garden), dan masih banyak lagiTrip bersama Mama tentunya berbeda dengan trip biasaku yang harus mengejar seluruh destinasi, kali ini prioritasku adalah si Mama yang jika sudah capek, tentu tidak semangat lagi untuk diajak berkeliling. So... jangan lupa menyempurnakan itinerary-ku diatas yah. Pastikan readers sekalian puas berwisata di Seoul.


Butuh versi itinerary lainnya? Monggo disedot!~ :)

6 comments:

  1. Waaaaaa... seruuu *love* aku sebenernya ga terlalu suka traveling, tapi ide jalan-jalan sama orang tua tu brilian banget deeek, jadi pengen someday bisa jalan jg sama mama papa... makasih sudah menginspirasi :)

    ReplyDelete
    Replies
    1. Waaah kakak cepet banget bacanya :) makasih banyaaak sudah mampir. Semangat yah, Kak, masuk pokok doa dulu..biar Tuhan yg kasih momen yang pas (beserta dana yg sesuai) untuk bawa mama-papanya traveling. :D

      Delete
  2. Ih kok keren dek. Aku selalu penasaran kau menuangkan cerita travelingmu ke dalam bentuk blog gini, baru sempat baca dan hasilnya bagusa sekali! Ga nyangka trip seoul kmrn ternyata seseru ini ya ������ Semoga bisa ngetrip lagi di destinasi yang lain (mungkin afrika atau middle east ☺️)! Keep writing, dek! You inspire people!

    ReplyDelete
    Replies
    1. Hah? Kok kesem abang :( udah 3x nama bang Jona hadir di blogkuuu :(

      Makasih udah bacaaa! Let's arrange another trip together with kak yolbab! :D

      Delete
  3. ke india lah kita? masih suka kedengeran samar-samar suara shutter kamera hape dua makhluk misterius soalnya.. :(

    ReplyDelete
    Replies
    1. Hahaha yakin mereka India?? Bisa aja Kathmandu, Bangladesh, Palestina, atau Suriah :(

      Delete