May 29, 2015

Goyang Lidah di Jakarta dan Sekitarnya (1)

Aku suka banget hunting foto yang cantik dan unik. Makanan pun termasuk di dalamnya.
Sesungguhnya aku bukan orang yang gemar wisata kuliner, mengingat aku tidak suka sayur dan bukan penggila bumbu, rempah-rempah, spices, apapun itu namanya. Apalagi rasa pedas, hmm, I'm not that Manadonese actually.
Hingga suatu hari saat menyambangi Kota Terasi (iya, terasi udang itu lho...) aku merasakan nikmatnya wisata kuliner: city tour di setiap ujung kota untuk merasakan makanan khasnya: petis. Seru juga ya, pikirku kala itu.

Namun kegemaran memfoto setiap makanan yang kusantap baru bermula Oktober 2014, satu tahun lebih setelah mengenal indahnya icip-icip makanan. So... here it is, the story of my culinary adventure. Aku akan mulai membongkar arsip foto kulinerku sejak 2014, dan mulai menulis ceritanya satu per satu.

Please bear it when you see my faces everywhere, karena artikel ini akan mengandung begitu banyak foto selfie bersama kawan(-kawan ) yang acapkali menjadi partner-ku menjelajah dunia kuliner. Don't drool on your device, guys, cause the pics will be unbearably delicious!

1. Fat Bubble

Berbagai topping: mochi, ice cream, kuah susu, yum!
Dalam rangka kemek-kemek ultah, aku dan Geng BALOK + 3 Provinces Trips menjajal sebuah restaurant baru di bilangan Sektor 7 Bintaro yang lagi nge-hits di Path kalangan junior kampus STAN. "Fat Bubble" adalah sebuah restoran berkonsep tempat nongkrong nyaman, menyajikan menu dessert a la Taiwan sejenis Sumoboo dan Hongtang *aku sendiri juga tidak tahu apa namanya*.

Untuk harga, Fat Bubble berkisar pada harga 25K-35K. Jadi biar aman, sediakan saja 75K per orang demi menikmati semangkuk dessert mochi + cincau + es krim itu, serta minuman milk/fruit tea. Kalo masih lapar, boleh pesan snack lainnya kok. Aku sangat merekomendasikan pizza-nya!

Hazelnut Milk Tea, rasanya unik!

Pizza tipis yang garing dan enaaaak! Ga sampe 10 detik, langsung lenyap dari piring

Lely, Yung, Asep, Aldo, Kunto, menjadi partner jelajah kali ini

2. Bakmi Cong Sim Medan - (Jl. Mangga Besar No. 2J) - [HARAM]

Memulai cerita ini, ada baiknya kalian mengenal dulu partner-ku karena dia akan jadi tokoh protagonis yang hampir selalu menjadi rekan icip-icip di Jakarta raya ini.

Kak Putri Marina Debora Saragi a.k.a Koya adalah seniorku di kantor. Singkatnya seperti itu. Karena cerita yang bisa menggambarkan awal mula keakraban kami akan sangat panjang dan butuh waktu berjam-jam untuk menarasikannya. Hehehe.


Sudah jelas ya, bakmi Cong Sim ini adalah bakmi yang mengandung babi, sehingga tidak recommended untuk teman-teman yang tidak 'suka' babi hahaha. Dengan harga sekitar 25K-30K per porsi, kita sudah bisa menikmati gurih dan lezatnya bakmi dan langsung kenyang setelahnya! Ya, jangan banyak-banyak ya makannya, takut kolesterol! Hehe.

Satu lagi, jenis dagingnya bisa dipilih kok di sini. Kalau sedang tidak ingin ber-babi ria, monggo pilih jenis daging lainnya. Jenis mie-nya juga bisa dipilih, kuning atau putih, besar atau kecil, lurus atau keriting.

Kali perdana nge-date sama Koya :3


3. Nanny's Pavillon

Sesungguhnya aku sudah mengenal restoran dengan belasan cabang ini jauh sebelum Oktober 2014. Thanks to Bang Adi yang selalu update tentang attractions apapun di Tanah Air tercinta ini. NP jugalah yang membuat aku jatuh cinta pada kelezatan Italian food, hingga saat ini.


Nanny's Pavillon adalah restoran spesialis makanan Italia yang memiliki konsep supermenarik: desain interiornya a la tempat tinggal Italia. Sejauh ini aku sudah pernah menyambangi NP dengan konsep bathroom (Pacific Place), Kimberly's room (Plaza Indonesia),  dan playground (Bintaro Entertainment Center). Since the taste is always the same, aku nggak pernah bosan makan di NP cabang mana pun. Spaghetti Bolognaise dan Fettuccini Carbonara-nya adalah favoritku. Untuk minum, kami selalu memesan pitcher drink biar lebih hemat hahaha~

Fettucini carbonara!

Banana pancake with ice cream on top, yum!

Plain roll pancakes dengan sirup dan es krim

Pancake roll dengan topping es krim vanilla dan selai blueberry 


Salah satu favorit: chocolate waffle!

Christmas Lunch bersama Bang Adi dan Olive
Di NP Bathroom (Pacific Place) with Bang Tommy, Bang Iman, Bang Jona a.k.a The Horbos

Di Kimberly's Room (lagi) bersama Bang Adi, Bang Tommy, Aldo, Kak Yola, dan Bang Jona

4. Warung Pasta

Kali pertama hangout dengan rekan-rekan kerja seangkatan di kantor, aku mengusulkan untuk having brunch di kawasan Universitas Indonesia, Depok, sekaligus memuaskan rasa ngidamku untuk makan Italian food. Nikmatnya ya itu kalo jadi 'Koordinator Acara', bisa sesukanya nentuin tempat nongkrong hehehe.

Pannacota Three Ways, lembut dan langsung lumer di lidah. Tasty? Not sure.

Seperti NP, Warung Pasta alias WarPas juga punya beberapa cabang dan terkenal dengan Italian Food nya seperti pasta, lasagna, dan pizza. Bedanya, WarPas menawarkan berbagai pilihan bentuk pasta: spaghetti, penne, ravioli, dll. Harganya? Beuh!!! Sesuai target pasar mereka sejak awal mendirikan resto di lingkungan UI, ya tentu kantongnya mahasiswa! Dengan 20K-35K kamu sudah bisa menikmati pasta berlimpah keju yang lezat luar biasaaaaa~

Agung, Raka, Arif, dan Raphael adalah partner nge-WarPas kali ini


Selain yang di UI, aku juga sudah pernah mencoba branch di Rawamangun. Mungkin karena malam minggu, restonya cukup ramai dan terasa kurang kondusif bagiku. Lebih nyaman WarPas UI, apalagi melihat betapa penuhnya parkiran WarPas Rawamangun dan pencahayaan yang terlalu redup untuk suatu tempat nongkrong.

Untuk Italian resto dengan harga mahasiswa, rasanya cukup lezat meski tampilannya kurang menarik

5. Ron's Laboratory

Aku kemudian mengenal suatu aplikasi pencari rumah makan yang akhirnya selalu menjadi 'kiblat'-ku untuk culinary hunting: ZOMATO. Sebenarnya aku sudah mengenal restaurant hunting method ini sejak berkontribusi untuk TripAdvisor. Tapi menggunakan Zomato ini somehow semakin menambah kegilaanku untuk keliling dari satu resto ke resto yang lain.


Red Velvet dan Ultimate Dark Vader menjadi favorit!
Bermula dari keinginan nge-date ke GI, aku pun mencari tahu Recommended Places di Zomato sekitaran GI. Ron's Laboratory muncul sebagai salah satu tempat makan yang direkomendasikan jutaan penduduk Jakarta. RL adalah salah satu cafe yang menjual Nitrogen Ice Cream yang teksturnya lebih halus dari es krim biasanya, mirip gelato. Saat aku, Asep, dan Billy datang kesana hari Minggu sore, antriannya lumayan mengagetkan juga. Puji Tuhan sekali kami bisa mendapat tempat duduk.


Konsep restorannya oke banget, meskipun kecil dan kurang cozy. Dapurnya berkonsep laboratorium kimia lengkap dengan erlenmeyer dan jas lab yang digunakan setiap pegawai. Untuk ice cream injection tambahan (vanila, cokelat, dll) pun disajikan dalam bentuk suntik, menjadi nilai tambah keunikan restoran. Harga? Jelas overpriced, karena yang mereka jual bukan hanya es krim, tapi juga konsep menu dan desain restorannya. Toh rasanya biasa saja untuk es krim 55K-an dibanding Magnum yang cuma 10K-an itu, plus cepat banget melelehnya, jadi berasa minum es hihihi. But overall, applause for the brilliant ice cream shop concept!



(...to be continued.)
_________________________________________________________________________________

About this post.
* Ditulis semata karena ingin mem-publish koleksi foto makanan yang sudah cukup memenuhi driver di PC
* Diurutkan berdasarkan waktu kunjungan. Jadi restoran nomor urut 1 aku datangi pada Oktober 2014, dan restoran nomor urut entah keberapa adalah kunjungan teranyarku (dan partners)
* Bukan untuk tujuan promosi, jadi tidak mencantumkan lokasi dan perintilan terkait menu dan harga. Please visit Zomato, TripAdvisor, etc untuk mengetahui lebih lanjut tentang restorannya
* Akan menjadi post bersambung dan bukan hanya me-review makanan (indah dan lezat) dari wilayah DKI Jakarta saja
* Buat yang mukanya tetiba nongol di blog ini, hehehe, mohon dimaafkeun. Abisnya ngga bagus kalo di-crop sih :p

0 testimonial:

Post a Comment